MENJADI GURU KREATIF DAN INOVATIF
MENJADI GURU KREATIF DAN INOVATIF
A. Pendahuluan
Akibat perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi batas antar negara
yang ada di bumi ini sudah tidak nampak lagi. Berbagai informasisebagai
produk dari perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi itu dengan
deras mengalir ke setiap negara teramsuk Indonesia tanpa dapat dibendung
atau dicegah. Era informasi telah terjadi di bumi ini, sungguh luar
biasa!
Pesatnya perkembangan sains dan teknolgi di abad sekarang
ini, tidak memung-kinkan lagi seorang guru untuk mentransfernya kepada
siswa dalam waktu yang singkat di dalam kelas. Kenyataan ini menuntut
guru atau calon guru menjadi fasilitator yang lebih kreatif dan inovatif
untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif sehingga
membawa anak didiknya mempunyai kemampuan BELAJAR BAGAIMANA BELAJAR atau
kemampuan learning how to learn secara aktif. Ini berarti guru dituntut
untuk menjadikan anak didiknya sumber daya manusia yang mencari
informasi kemudian mengelolanya untuk kehidupannya sehari-hari,
dibarengi dengan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata
lain guru dituntut untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang
handal baik secara mental maupun fisiknya. Apakah yang harus guru
perbuat dengan tuntutan seperti ini? Tidak lain dan tidak bukan guru
haruslah menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional dengan
meningkatkan daya kreasi dan inovasinya. Untuk itu marilah kita simak
uraian dalam makalah berikut ini secara cermat.
B. Pengertian Kreatif - Inovatif dan Pengembangannya
1. Apakah yang dimaksud dengan Kreatif dan Inovatif itu ?
Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki
kemampuan daya cipta. Seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering
pula orang tersebut kreativitasnya tinggi. Hal ini berarti orang
tersebut memiliki sifat untuk menciptakan sesuatu. Suatu produk yang
kreatif biasanya menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Maksudnya, sebuah
kreasi merupakan hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia.
Secara singkat kreatif atau kreativitas dapat didefinisikan sebagai
kemampuan mencipta. yang dimiliki seseorang.
Inovatif, seperti halnya kreatif, juga merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang. Inovatif merupakan sifat pembaruan atau kreasi
baru. Kreasi ini bisa berhubungan dengan pendekatan, metode, atau
gagasan. Gagasan-gagasan itu akan merupakan suatu inovasi apabila
berbeda dengan yang lama. Dengan kata lain inovatif berarti kemampuan
untuk memperkenalkan sesuatu yang baru
Dalam kehidupan biasanya dua kemampuan ini saling berkait erat.
Seseorang yang kreatif biasanya juga inovatif. Sekarang bagaimanakah
kreatif dan inovatif ini apabila kita kaitkan dalam dunia pekerjaan guru
serta kaitannya denga era kemajuan sains dan teknologi yang kian pesat
berkembang. Kedua kemampuan ini akan sangat berarti atau bermakna dalam
dunia pendidikan, apabila dicermati pengertiannya dan selanjutnya
diaplikasikan pada tugas dan peran sehari-hari kita sebagai guru..
Mengapa demikian? Kreativitas dan inovasi yang ada atau yang sudah
dimliki setiap
guru diharapkan akan memberi peluang kepada siswa
untuk memilikinya. Guru mempunyai kesempatan besar untuk mengubah suatu
kondisi atau atmosfir pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik.
Diharapkan dengan kreatifitas dan inovasi guru-guru sebagai ujung tombak
kreator dan inovator yang langsung berhadapan dengan kelas akan membawa
suatu kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan.
Selanjutnya apabila kedua kemampuan ini sudah menjadi milik guru-guru
dalam pekerjaannya sehari-hari, bukan hal yang tidak mungkin guru-guru
ini akan menjadi agen pembaharuan baik untuk sekolah tempatnya bekerja
atau lebih luas lagi bagi dunia persekolahan, bahkan dunia pendidikan.
2. Bagaimana Kreativitas dan Inovasi tumbuh dan berkembang?
Daya kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap
orang. Namun tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda
tergantung dari kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya.
Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada
setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya
latihan yang berkesinambungan. Latihan ini harus dibarengi pula dengan
penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap
seorang ilmuwan dan nilai yang berlandaskan pada IMTAQ.
C. Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif
1.Apa yang dapat diciptakan oleh Guru berkaitan dengan
Tugasnya?
Cukup banyak dan beragam kreatifitas dan inovatif yang dapat kita
lakukan dalam kaitannya dengan tugas dan peran kita sebagai guru.
Bebe-rapa aspek yang mungkin diberdayakan akan dibahas dalam bagian ini,
baik yang berkaitan dengan perencanaan maupun pelaksanaan proses
belajar mengajar (PBM). Dalam perencanaan dan pelaksanaan PBM terdapat
beberapa komponen yang terkait langsung, yaitu bahan ajar, metode dan
pendekatan, sarana dan prasarana, keterampilan dasar mengajar, dan
asesmen.Bahan ajar dapat diberdayakan melalui penggunaan buku pelajaran
(a),
dan dalam analisis bahan ajar (b). Pemilihan metode
danpendekatan pembelajaran (c) sangat menentukan kualitas pembelajaran,
khususnya dalam perencanaan pengalaman belajar (d). Selain itu pembuatan
dan penggunaan sarana pembelajaran (e) akan membantu menciptakan iklim
yang kondusif
untuk pembelajaran yang bermakna. Kecerdikan guru
dalam pengelolaan kelas dan/atau laboratorium (f) serta penggunaan
teknik dan keterampilan bertanya (g) akan melengkapi efektivitas dan
kualitas PBM. Terakhir tak kalah pentingnya adalah pemberdayaan asesmen
yang bervariasi (h) memberikan arah pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan inovatif.
2. Bagaimana Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif?
Sesuai dengan cakupan aspek yang mungkin diberdayakan,
pembahasan pada bagian ini dilakukan secara berurut, mulai dari
penggunaan buku pelajaran (a) sampai dengan pemberdayaan asesmen yang
bervariasi (h).
a. Penggunaan buku pelajaran
"Catat buku sampai abis" (CBSA) merupakan kondisi yang biasa
dijumpai dalam pembelajaran di sekolah di Indonesia. Selama ini
tampaknya buku pelajaran digunakan secara pasif oleh guru. Guru
membaca materi yang ada di dalam buku pelajaran untuk kemudian dibahas
(diajarkan) kepada siswa saat tatap muka di kelas. Atau guru menyiapkan
ringkasan dari buku pelajaran dan menuliskannya di papan tulis,
sementara itu siswa mencatatnya. Siswa menjawab persis seperti yang ada
dalam buku pelajaran atau buku catatan ketika ulangan. Apabila kegiatan
seperti itu yang terjadi, maka sebenarnya kita tidak membelajarkan
siswa.
Dalam belajar biologi (sebagai bagian dari IPA yang termasuk
experimental science), siswa perlu berinteraksi dengan alam. Buku
digunakan sebagai rujukan atau pembanding dengan hasil interaksi
mereka dengan alam. Buku pelajaran disiapkan bagi siswa, sementara bagi
guru sudah disiapkan buku petunjuk guru yang memang secara khusus
disusun untuk keperluan PBM dan penambahan wawasan.
b. Analisis bahan ajar
Materi pelajaran perlu disiapkan oleh para guru dengan
mempertimbangkan karakteristik dan kemampuan peserta didiknya. Pada
kenyataannya masih banyak diantara para guru yang langsung saja
mengambil materi dari buku-buku tertentu yang ada. Selain bahan ajar
yang terdapat dalam buku pelajaran, kita sebernarnya perlu melakukan
analisis bahan ajar atau analisis materi pelajaran. Denngan menganalisi
bahan ajar kita "terpaksa" belajar dan mengolah materi pelajaran
dalamurutan yang logis yang dapat diajarkan (teacable) dan diterima
(accessible).
c. Pemilihan metode/pendekatan pembelajaran
Senioritas seorang guru tidak hanya bergantung pada lamanya
mengajar, melainkan juga (dan terutama) kemampuannya untuk memilih
metode dan pendekatan yang sesuai dengan topik bahasan, kondisi sekolah,
dan hakikat belajar IPA. Metode ceramah sangat efisien dan efektif
dalam menyampaikan materi yang aktual, karena dapat meminta konsentrasi
siswa untuk menyimak isi materi yang dibahas. Namun metode ceramah tidak
efektif untuk membelajarkan siswa untuk ber-IPA. Duduk-dengar-diam (3D)
merupakan gejala yang sering dijumpai dalam PBM di kelas-kelas
pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Pendekatan keterampilan
proses mengaktifkan siswa belajar secara
mental, fisik/manual, dan
sosial. Pendekatan sains-teknologi-masayarakat (STM) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencari isu-isu yang beredar dalam
masyarakat untuk diangkat menjadi masalah yang akan dipecahkan bersama,
kemudian diperkenalkan dan disebar-luaskan kembali ke masyarakat. Masih
banyak pendekatan lain yang dapat dipilih untuk pembelajaran biologi
yang aktif dan bermakna seperti pendekatan interaktif, pendekatan
terpadu.
d. Perencanaan pengalaman belajar
Dari tujuan pembelajaran umum (TPU) dalam GBPP dijabarkan TPK
yang operasional. Oleh karena dalam TPK terdapat aspek "apa atau isi"
(konsep / subkonsep) dan aspek "bagaimana atau proses" (keterampilan
proses sains), maka TPK pun seyogianya memuat kedua aspek tersebut.
Tujuan yang sudah direncanakan tersebut tentunya membawa konsekuensi
pada rancangan pembelajarannya. Dengan demikian dalam merencanakan
pembelajarannya perlu dirancang pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan kepada siswanya untuk ber-IPA dan belajar bermakna. Sebagai
contoh ambillah satu TPK, lalu buat TPK dengan prinsip ABCD. Setelah itu
bacalah alternatif pembelajaran dalam GBPP (bunderan/jendolan) sebagai
pembanding atau pembuka gagasan,
susunlah secara berurut
kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan siswa untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran (TPU & TPK). Itulah rancangan pengalaman
belajar! Kreativitas dan inovasi guru dapat dilihat dari rancangan
pengalaman belajar bagi para siswanya.
e. Pembuatan dan penggunaan sarana pembelajaran
Rancangan pengalaman belajar dapat diimprovisasi dengan
memnafaatkan potensi daerah sebagai sarana atau media pembelajaran,
misalnya memperkenalkan contoh-contoh lokal dalam belajar keanekaragaman
makhluk hidup, hewan, tumbuhan, tumbuhan biji. Memodifikasi alat
pelajaran atau alat peraga praktik yang buatan pabrik dengan menggunakan
bahan-bahan di sekitar kita, bahkan menggunakan barang-barang bekas
(seperti stereofoam, botol/gelas air mineral, karet sendal jepit) jelas
menunjukkan kreativitas dan inovasi. Mengubah sebuah kotak lampu senter
untuk melatih keterampilan observasi tanpa
penglihatan juga sudah menunjukkan kreativitas dan inovasi.
f. Pengelolaan kelas dan/atau laboratorium Menata kelas dan laboratoium
sesuai metode/pendekatan yang dipilih dapat mengubah suasana belajar.
Posisi meja/kursi berbentuk huruf U
atau V sangat cocok untuk
metode demonstrasi dan diskusi. Posisi duduk siswa yang berhadap-hadapan
tanpa mengubah posisi kursi efektif untuk kerja kelompok (pengamatan,
diskusi). Mengelola kelas tidak sama dengan menata kelas. Mengelola
lebih berkaitan dengan mengatur atau mengorganisasi (manajemen) kegiatan
pembelajaran, baik di kelas ataupun di laboratorium. Kegiatan mengelola
dapat mencakup kegiatan membuka pelajaran, memotivasi siswa agar
ertarik (berminat) terhadap topik yang akan dibahas, Pembelajaran
kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
berkolaborasi guna memecahkan masalah dengan mengembangkan keterampilan
tertentu menuntut pengelolaan kelas yang berbeda daripada pengelolaan
kelas yang biasa kita lakukan. Marilah kita cari contohcontoh
pengelolaan kelas lainnya yang dapat mengubah suasana jenuh
atau bosan saat pembelajaran berlangsung. Semua itru sebaiknya
dipikirkan dan direncanakan sejak awal. Mengelola kegiatan praktek lain
lagi. Memang untuk kegiatan praktek diperlukan rasio guru pembimbing
dan praktikan yang lebih kecil, tetapi rasio tersebut ada kaitannya
dengan peran guru. Guru atau pembimbing praktek mengunjungi para
praktikan yang bekerja secara berkelompok ataupun individual untuk
membantu mengatasi masalah yang mereka hadapi saat melakukan kegiatan
praktek. Selama membimbing kegiatan praktek guru yang inovatif akan
memberi kesempatan kepada para siswa praktikan untuk berdebat,
mengemukakan pendapat atau hasil pengamatannya. Pada akhir kegiatan
praktek seyogianya guru mereviu atau merangkum untuk menyamakan persepsi
atau peroleh kegiatan praktek. Sebagaimana pada awal kegiatan guru
memberikan arahan dalam hal penggunaan alat/bahan dan pengaturan waktu.
Orang yang kreatif selalu menghargai waktu! Waktu yang sudah berlalu
tidak dapat diulangi atau didapat kembali. Siswa dapat dilibatkan dalam
persiapan atau tugas piket, sekaligus membina tanggung jawab
mereka.
g. Teknik dan keterampilan bertanya
Walaupun teknik dan keterampilan bertanya sudah banyak digunakan oleh
para guru di lapangan, namun masih banyak yang belum menyadari kekuatan
dari pertanyaan dalam PBM. Pertanyaan dapat diajukan untuk merangsang
siswa berperanserta, berpikir, ber-IPA, dan lainnya.Pertanyaan produktif
sangat dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas.
Pertanyaan produktif dimaksudkan untuk melibatkan seluruh siswa untuk
berperanserta dalam PBM, baik dalam diskusi, pengamatan, kegiatan
praktek, maupun kegiatan lapangan. Daripada kita bertanya: "mengapa
begini atau begitu?", lebih bermakna jika kita bertanya: "apakah
semuanya begitu?" atau "bagaimana kamu akan menunjukkan bahwa pendapatmu
itu benar?". Pertanyaan produktif
pada umumnya dapat dijawab oleh
setiap siswa, karena tidak menuntut siswa untuk mengingat-ingat konsep
atau informasi di luar yang ditanyakan Pendekatan interaktif melibatkan
pertanyaan, dari siswa ataupun dari guru, terutama guru mengelola
pertanyaan siswa menjadi pengarah kegiatan belajar. Pendekatan
interaktif banyak digunakan dalam siaran atau tayangan TV atau radio
swasta. Dalam pendekatan interaktuif, pemirsa dapat berdialog dengan
nara sumber dipandu oleh penyiar atau pembawa acara.
h. Pemberdayaan asesman yang bervariasi
Ketika menilai hasil belajar kita tidak menilai siswanya, melainkan
karakteristik atau kemampuan tertentu dari siswa. Dari lima target
penilaian (pengetahuan, penalaran, keterampilan, karya, afektif)
seringkali hanya aspek pengetahuan yang diukur. Biasanya pengukuran
hasil belajaran tersebut dilakukan melalui bentuk tes tertentu yang
terbatas, misalnya tes obyektif pilihan berganda. Penggunaan satu bentuk
tes untuk mengungkap satu aspek target tentunya tidaklah memadai dan
tidak dapat diandalkan untuk membuat keputusan yang seringkali sangat
menetukan nasib dan kehidupan seserang. Begitu pula pengunaan tes
obyektif pilhan ganda untuk mengukur enguasaan pengetahuan siswa tidak
dapat dijadikan jaminan bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi tersebut
memang pantas menempati suatu posisi misalnya.Bagaimana cara
memberdayakan asesmen dalam mengumpulkan informasi tentang kemajuan
seseorang? Variasi atau kombinasi metode atau teknik asesmen terhadap
berbagai target atau dimensi belajar dapatdipilih sebagai alternatif
asesmen. Kreativitas dan inovasi guru ditantang untuk memilih
metode-metode yang tepat dan target-target yang membedakan seseorang
berhasil dan yang tidak. Mengajak siswa untuk menilai dirinya sendiri
atau self assessment merupakan salah satu bentuk penghargaan yang
mungkin dapat dicobakan pada anak usia sekolah dasar. Mungkin masih ada
bentuk-bentuk lain untuk memberikan penghargaan kepada siswa kita, siapa
punya gagasan?
D. Penutup
Menjadi guru yang kreatif
dan inovatif tidaklah sulit. Setiap upaya untukmencobakan gagasan baru
yang mendorong siswa agar belajar bermakna dan produktif sudah
menunjukkan kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi bukanlah
sesuatu yang muluk-muluk. Setiap orang memiliki kreativitas yang
kadarnya berbeda dan dapat dikembangkan atau dilatihkan oleh dirinya
sendiri atau dengan bantuan orang lain (siswa oleh guru), tetapi yang
penting orang yang bersangkutan mau berusaha dan tidak menyerah pada
keadaan. Jadilah kreatif dulu gurunya, karena kreativitas jarang (tidak
akan) muncul pada siswa-siswa
yang gurunya tidak kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, R.E. (ed.). (1986). The Pocket Dictionary of Current English. 7thed.
Oxford: Clarendon Press.
Rustaman, N., & Rustaman, A. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan
Kurikulum 1994. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York:
Macmillan College Publishing Company.
Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua.
Jakarta: Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar