Sabtu, 21 Desember 2013

Rasional : Mengapa Kurikulum 2013

Rasional : Mengapa Kurikulum 2013

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Keterampilan yang diperlukan terus berubah. Oleh karena itu, perangkat kurikulum sebagai rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan perlu berubah.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Di samping itu, penjaminan mutu pendidikan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan perlu dikembangkan secara dinamis agar dapat menjawab tantangan perubahan.
Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi negara adalah bagaimana mengusahakan agar sumberdaya manusia usia produktif dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan kebuhan jaman.
Pergeseran peradaban dunia telah melahirkan World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Berbagai organisasi dunia lahir untuk menguatkan ekonomi dunia yang berpengaruh  pada teknosains, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Sebagai basis penyetaraan kekuatan bangsa, Indonesia pun terlibat dalam kegiatan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999. Namun demikian capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan. Dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA anak Indonesia memiliki tingkat daya saing yang rendah.  Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA. Karena itu pula kurikulum Indonesia perlu dikembangkan agar dapat mengantarkan siswa memiliki daya saing yang setara dengan generai muda dari negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar