Rasional : Mengapa Kurikulum 2013
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Keterampilan yang diperlukan terus berubah. Oleh karena itu, perangkat kurikulum sebagai rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan perlu berubah.
Keterampilan yang diperlukan terus berubah. Oleh karena itu, perangkat kurikulum sebagai rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan perlu berubah.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu.
Di samping itu, penjaminan mutu pendidikan yang mengacu pada 8
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar
Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan
Standar Kompetensi Lulusan perlu dikembangkan secara dinamis agar dapat
menjawab tantangan perubahan.
Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih
banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai
70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi negara adalah
bagaimana mengusahakan agar sumberdaya manusia usia produktif dapat
ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi
dan keterampilan yang sesuai dengan kebuhan jaman.
Pergeseran peradaban dunia telah melahirkan World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Berbagai organisasi dunia lahir untuk menguatkan ekonomi dunia yang
berpengaruh pada teknosains, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan. Sebagai basis penyetaraan kekuatan bangsa, Indonesia pun
terlibat dalam kegiatan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA)
sejak tahun 1999. Namun demikian capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan. Dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan
PISA anak Indonesia memiliki tingkat daya saing yang rendah. Hal ini
disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan
PISA. Karena itu pula kurikulum Indonesia perlu dikembangkan agar dapat
mengantarkan siswa memiliki daya saing yang setara dengan generai muda
dari negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar