Sabtu, 21 Desember 2013

Cara Menjadi Guru Yang Kreatif dan Inovatif Sesuai Kurikulum 2013


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan yang dicapai suatu masyarakat, bahkan negara. Hal ini dapat dilihat dari apa yang telah dicapai Jepang melalui Restorasi Meiji pada akhir abad 19, kemajuan yang diraih Taiwan, dan capaian kemajuan yang demikian pesat negara Cina dan Korea Selatan serta India.

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, maka guru merupakan salah satu kunci dalam  pendidikan. Jika guru sukses, maka kemungkinan besar  murid-muridnya akan sukses pula
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan,

Dibalik kesuksesan peserta didik, selalu ada guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar  dan bergerak mengejar ketinggalan, menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler  dan prestisius dalam panggung sejarah kehidupan manusia.
Berdasarkan asumsi di atas, maka di sinilah pentingnya  upaya bagaimana melahirkan guru-guru berkualitas, ideal dan inovatif.

Kriteria Guru
Kriteria guru menurut Prof. Herawati Susilo, Pakar Pendidikan Universitas  Negeri Malang meliputi :
1. Belajar sepanjang hayat
2. Literatur sains dan teknologi
3. Menguasai bahasa Inggris
4. Terampil melaksanakan PTK
5. Rajin menghasilkan karya Ilmiah
6. Mampu mendidik  berdasarkan filosofi konstruktivisme dengan pendekatan kontekstual

Dalam konteks ini, guru memiliki karakter mau belajar sepanjang hayat, memiliki koleksi pustaka yang memadai sesuai dengan bidang studinya, dapat memahami penggunaan bahasa Inggris, mampu melaksanakan PTK, membuat karya ilmiah, artikel, membiasakan membuat tulisan dan menguasai strategi mengajar sesuai dengan tuntutan perkembangan dewasa ini. Hal ini sering terkendala adanya pola pikir oleh sebagian kadang ada yang merasa sudah mampu, pandai atau yang sejenis. Mereka ini biasanya bersikap meremehkan, merasa pandai, merasa sudah benar, sebaliknya menganggap orang lain salah, lebih rendah dan sebagainya.

Guru yang Ideal
Dalam dunia pendidikan, masyarakat dan khususnya peserta didik melihat dalam diri seorang guru memiliki gambaran sangat ideal. Guru yang ideal adalah guru yang mampu memahami profesinya. Guru yang ideal adalah guru yang rajin membaca dan menulis. Guru yang ideal adalah guru yang sensitif terhadap waktu. Guru yang ideal adalah guru yang kreatif dan inovatif.

Melihat gambaran demikian, sungguh luar biasa dapat menginspirasi dan memotivasi anak didik untuk lebih mengembangkan potensinya. Realitanya, sering dijumpai guru yang memberikan tuntutan kepada siswa untuk mengerjakan, membuat ini itu atau apalah (percobaan, karya tulis, karya ilmiah). Sebaliknya guru sendiri tidak mencoba untuk membuat karya sendiri yang minimal diperlihatkan kepada anak didiknya. 

Guru yang ideal adalah guru yang guru yang memiliki  5 kecerdasan ( intelektual, moral, sosial, emosional, dan motorik).
1. Cerdas Intelektual artinya guru menguasai materi pembelajaran, sains dan teknologi.
2. Cerdas Moral memiliki makna jujur, disiplin, santun, ramah
3. Cerdas Sosial dalam arti komunikatif, sensitif, peduli, tanggap sasmito,
4. Cerdas Emosional mengandung pengertian sabar, tawakal, tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung
5. Cerdas Motorik memiliki sikap mobil, energik, lincah, cekatan.

Proses Kreatif Dalam Pembelajaran ( Rina Eny Anawati)
Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dibutuhkan sebuah proses kreatif dalam pembelajaran, yakni upaya-upaya penting yang dilakukan untuk mendayagunakan  potensi kognitif, afektif dan psikomotorik  secara optimal. Proses kreatif menjadikan siswa memiliki multi perspektif dan cara pandang yang luas; siswa mampu mengamati hal-hal yang detail sehingga menjadi rujukan dalam menyelesaikan masalah.

Tahapan menuju proses kreatif dalam pembelajaran
Pertama, kemampuan untuk mengakomodasi gaya belajar setiap siswa. ( kecenderungan kinestetik, visual, dan auditorial)

Kedua, menciptakan suasana belajar yang menggairahkan. (alat pembelajaran, media, metode, strategi,  penataan kelas, warna dinding, lingkungan kelas dan sebagainya)

Ketiga, kemampuan menanamkan nilai-nilai dan keterampilan hidup dengan kapasitas yang benar bagi siswa. ( misal keberhasilan menerapkan budaya membaca, menulis )

Keempat, menghilangkan segala hambatan dalam belajar dengan membangun interaksi, kedekatan dan komunikasi dengan siswa. Dalam hal ini diharapkan figur guru :
1. guru mampu menjadi pendengar yang baik
2. menghargai pendapat dapat memperkaya  wawasan dan membuka pikiran
3. singkirkan hambatan internal
4. bangun interaksi  yang sehat dengan siswa
5. jangan selalu “aku selalu benar”

Syarat Guru
menurut KH. Moh Hasyim As ‘ari, meliputi :
1.  Senantiasa Istiqomah
2.  Senantiasa berlaku khauf ( amanah)
3.  Senantiasa bersikap tenang
4.  Senantiasa bersikap wara’( meninggalkan subhat/sia-sia)
5.  Senantiasa bersikap tawaduk (rendah hati)
6.  Senantiasa bersikap khusuk
7.  Senantiasa memohon kepada ilahi
8.  Senantiasa  berbuat dengan  ikhlas
9.  Tidak diskriminatif
10. Bersikap zuhud ringan dunia, berat akhirat)
11. Menjauhkan diri dari hal hal yang hina.
12. Menjauhkan diri dari kemaksiatan
13. menjaga dan melaksanakan syariat agama
14. menegakkan, dan melaksanakan sunah
15. amar makruf nahi mungkar
16. Bergaul dengan ahklak yang baik
17. Membersihkan penyakit hati
18. Bersemangat untuk mengembangkan ilmu
19. bermanfaat dimana berada
20. Membiasakan diri menyusun pengetahuan

Demikian, semoga dapat menginspirasi kita dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi yang handal di masa depan. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar