Kronologis Peristiwa Agung
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW (Bagian 1)
Pernah terjadi “dialog” antara bumi dan langit
untuk memperebutkan siapa yang terbaik antara keduanya. Dengan bangga, bumi
berkata kepada langit, “Aku lebih baik daripada kamu, karena Allah swt. telah
menghiasi diriku dengan berbagai negeri, sungai-sungai, pepohonan,
gunug-gunung, dan banyak lagi”. Mendengar kesombongan bumi, langit membela diri
seraya berkata, ”Akulah yang lebih baik, karena matahari, bulan,
bintang-bintang, cakrawala, peredaran planet, ‘arsy (tahta
Allah), kursy (singgasana Allah), dan sorga ada padaku.” Bumi
berkata lagi, “Di bumi ada rumah Allah (Ka’bah), tempat para nabi, wali, dan
kaum mukminin melakukan thawaf.” Di Baitul
Makmur para malaikat melakukan thawaf, dan sorgalah tempat arwah
para nabi, rasul, wali dan orang-orang shaleh”, sanggah langit. Bumi pun berhujjah,
“Sesungguhnya pemimpin para rasul, penghulu para nabi, kekasih Allah swt.,
makhluk paling utama, dan pemilik salam paling sempurna, yaitu Nabi Muhammad
saw. tinggal di sini, beliau menjalankan syariatnya di atas diriku.” Mendengar
kata-kata pamungkas bumi ini, langit terdiam, tak mampu menjawab. Merasa kalah,
langit kemudian mengadu kepada Allah swt., “Ya Allah, Engkaulah Dzat yang
mengabulkan segala permohonan. Karena itu aku memohon kepada Mu, demi
kelemahanku menjawab pertanyaan bumi. Aku memohon kepada-Mu untuk menaikkan
Nabi Muhammad saw. pada diriku agar diriku menjadi mulia, seperti halnya telah
Engkau memuliakan bumi dengan menempatkan Nabi Muhammad saw. di sana.”Allah
kemudian mengabulkan do’anya dan memerintahkan Malaikat Jibril as. pada tanggal
27 Rajab untuk pergi mengambil buroq di sorga dan menjemput
Nabi Muhammad saw. untuk diajak naik ke langit. Perjalanan Nabi sampai ke
langit itulah kemudian dikenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Kisah di atas merujuk pada asal mula peristiwa
Isra’ Mi’raj sebagaimana dilansir dalam kitab Durratun Nashihin karya
Syekh Utsman bin Hasan Asy- Syakir.
Dalam mengkaji peristiwa Isra’ Mi’raj, kita
tidak bisa lepas dari tiga dimensi (aspek), yaitu aspek waktu, aspek ruang, dan
aspek hikmah dari peristiwa itu sendiri.
Peristiwa Isra’ Mi’raj di tinjau dari aspek
waktu merupakan peristiwa yang terjadi pada bulan Rajab, bulan yang dimuliakan
Allah swt. Isra’ berarti perjalanan pribadi Nabi Muhammad saw. pada malam hari
dalam waktu yang sangat singkat dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha
di Yerussalem (Palestina). Sedangkan Mi’raj berarti perjalanan pribadi Nabi
Muhammad saw. naik dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit), sampai ke
langit ke tujuh Sidratul Muntaha.
Selanjutnya, Isra’ Mi’raj ditinjau dari aspek
ruang adalah suatu peristiwa yang melintasi 4 alam kehidupan, yaitu alam dunia
(manusia), alam jin, alam syetan, dan alam malaikat.
Dari aspek hikmah, kita bisa semakin meyakini
akan ke Maha Kuasaan Allah swt.
Muatan ketiga aspek kajian peristiwa Isra’
Mi’raj tersebut telah ditulis lengkap dalam kitab Hasyiah al-
Imam Al- ‘Arif billah Abil Barakah Sayyid Ahmad ad Dardiri. Kitab itu merupakan
penjelasan dari kitab yang ditulis Syeikh Barakatul Anam Najmuddin al-Ghaithy.
Kitab yang masyhur dengan nama al Dardir itu berisi 28 halaman
dengan bahasa Arab fusha dan untaian bahasa yang indah. Secara
kronologis peristiwa Isra’ Mi’raj dalam kitab tersebut dituturkan sebagai
berikut:
Kronologis Peristiwa
Isra’
1.
Ketika Nabi Muhammad saw. sedang berbaring
tidur di Hijir Ismail dekat Baitullah bersama dua orang yaitu pamannya, Hamzah
dan anak pamannya yaitu Ja’far bin Abi Thalib.
2.
Datang dua orang malaikat, yaitu Jibril dan
Mikail bersama seorang malaikat yang lain, yaitu Israfil (menurut pendapat lain
bukan Israfil).
3.
Mereka membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur
Zam-zam kemudian membaringkannya dan mengoperasinya dari tenggorokan sampai
bawah perutnya.
4.
Dalam operasi itu, Jibril mengeluarkan hatinya
untuk dibersihkan dari segala kotoran dengan dengan air Zam-zam dan dibantu
oleh Mikail.
5.
Sebuah bokor emas berisi penuh hikmah dan iman
dituangkan ke dalam dada Nabi dan dipenuhi dengan hilm, ilmu, dan
Kemudian Jibril menutup kembali dada Nabi tersebut dan mengecap punggungnya
dengan stempel kenabian (Khatamun Nubuwwah).
6.
Kemudian didatangkanlah buraq lengkap
dengan pakaiannya, sebagai kendaraan super cepat yang akan digunakan dalam
perjalanan menuju Masjidil Aqsha di Palestina.
7.
Didampingi oleh Jibril dan Mikail, Nabi Muhammad
saw. diberangkatkan menuju Masjidil Aqsha. Dalam perjalanan tersebut Nabi
disinggahkan di beberapa tempat dan diperintahkan shalat di tempat itu.
Tempat-tempat tersebut adalah:
8.
Thaibah (Madinah), yaitu daerah subur yang
dipenuhi dengan pohon kurma. Disitulah Nabi akan berhijrah.
9.
Madyan, yaitu sebuah desa di
negeri Syam atau Syiria, tempat mengungsi Nabi Musa a.s. ketika dikejar-kejar
oleh Fir’aun. Disitulah Nabi Muhammad saw. shalat didekat pohon Musa.
10.
Thuri Saina (Sinai), yaitu sebuah
tempat ketika Nabi Musa menerima kalam (berdialog dengan Allah).
11.
Baitul Lahm, yaitu sebuah kota yang
di dalamnya terdapat Masjidil Aqsha.
Beberapa Pengalaman Nabi Muhammad saw. Selama
Perjalanan Isro’ dan Penjelasan Malaikat Jibril Tentang Peristiwa-Peristiwa
yang dialaminya
1.
Melihat Jin Ifrit yang mengejarnya dengan
membawa obor, namun beliau selamat berkat do’a yang diajarkan Malaikat Jibril.
2.
Melihat sekelompok petani yang tiada
putus-putusnya mereka memetik buah padi tersebut. Jibril menerangkan bahwa
itulah perumpamaan pahala orang yang berjuang di jalan Allah.
3.
Mencium bau yang sangat harum. Itulah bau dari
seorang srikandi Islam, Masyithah pembantu Raja Fir’aun yang mati dibakar
bersama suami dan anak-anaknya karena mempertahankan imannya.
4.
Sekelompok manusia yang kepalanya terus
menerus dipukuli dengan batu sampai pecah. Jibril menerangkan bahwa mereka
itulah orang-orang yang berat (malas) mengerjakan shalat lima waktu.
5.
Sekelompok orang berpakaian minim, mereka
makan dari zakun dan api Jahannam. Komentar Jibril, mereka itu
adalah orang-orang yang tidak membayar zakat.
6.
Sekelompok orang memakan daging mentah dan
basi padahal di sisinya ada daging yang sudah masak dan lezat. Jibril
mengatakan, itulah orang-orang ahli zina.
7.
Tumpukan kayu berduri di tengah jalan. Jibril
menjelaskan itulah penghalang dan pengacau yang suka berbuat keributan di
masyarakat.
8.
Seorang yang berenang di sungai darah dan
diberi makan batu. Jibril mengatakan itulah gambaran lintah darat pemakan harta
haram (riba).
9.
Seorang yang mangangkat seikat kayu bakar, dan
tidak kuat, tetapi justru kayu itu ditambah lagi. Kata Jibril itulah orang yang
suka menerima amanat, walaupun tidak mampu melaksanakannya.
10.
Sekelompok kaum yang lidah dan bibirnya
terus-menerus dipotong dengan gunting. Kata Jibril, itulah orang –orang yang
pandai berbicara tetapi tidak berbuat kebaikan.
11.
Sekelompok orang yang berkuku tembaga dan
menggaruk-garukkan ke wajah dan dadanya. Itulah gambaran orang-orang yang suka
menggunjing dan mencela orang lain.
12.
Seekor sapi yang besar keluar dari lubang yang
kecil, dan akan kembali masuk tetapi tidak bisa. Jibril menggambarkan, itulah
orang yang sombong dan suka berkata besar. Ia kemudian menyesal sebab tidak
bisa menarik kembali perkataannya.
13.
Nabi melihat orang yang memanggil-manggil dari
arah kanan dan ada pula dari arah kiri. Jibril menerangkan itulah orang Yahudi
dan Nashrani. Andaikata Nabi mengindahkan mereka, niscaya umat beliau menjadi
Yahudi dan Nashrani.
14.
Nabi melihat seorang wanita yang berpakaian
mencolok dan berhias berbagai perhiasan. Jibril menjelaskan itulah dunia dengan
keindahannya, banyak orang yang terpedaya olehnya.
15.
Nabi melihat orang tua yang memanggil beliau
di perjalanan. Jibril meminta beliau agar tidak menghiraukannya. Itulah iblis
yang akan menyesatkan.
16.
Seorang nenek di pinggir jalan memanggil Nabi.
Jibril mengatakan itulah gambaran umum dunia ini yang sudah tua seperti nenek
tersebut.
Kronologi Peristiwa
Mi’raj
Setelah Rasulullah SAW turun dan shalat
di Baitul Lahm, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa as., maka beliau
melanjutkan perjalanan ke Baitul Muqaddas untuk memulai perjalanan
mi’raj yang peristiwa lengkapnya sebagai berikut:
1.
Nabi Muhammad SAW sampai di Baitul
Muqaddas, masuk dari pintu Yamani.
2.
Beliau turun dari Buroq, kemudian mengikatnya
pada sebuah lingkaran pada pintu masjid yang biasa dilakukan oleh para Nabi.
Sedangkan Jibril melubangi sebuah batu besar dan mengikat buroq pada batu besar
tersebut.
3.
Nabi dan Jibril masuk masjid lewat pintu
sebelah utara, kemudian masing-masing shalat dua rakaat.
4.
Di masjid itu telah berkumpul umat manusia
dengan jumlah besar. Mereka-yang dikenal Nabi-adalah para Nabi, ada yang sedang
berdiri, ruku’, dan sujud. Ada pula yang tidak dikenal beliau.
5.
Seseorang menyuarakan adzan kemudian iqomah.
Mereka semua berdiri bershaf-shaf menunggu sang imam.
6.
Jibril memegang tangan Nabi Muhammad SAW dan
membimbingnya ke depan untuk menjadi imam shalat dua rakaat.
7.
Nabi Muhammad SAW shalat bersama Nabi dan
Rasul yang pernah diutus oleh Allah. Mereka memuji-muji Allah. Nabi Muhammad
juga memuji-muji Allah. Beliau bersyukur kepada Allah yang telah mengutusnya:
sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), diutus
kepada segenap manusia, sebagai pembawa kabar gembira (basyiron) dan
pembawa peringatan (nadziron), diturunkan Al-Qur’an kepadanya untuk
menjelaskan segala sesuatu, dan umatnya sebagai umat pilihan, umat yang paling
akhir di dunia namun terdahulu di akhirat serta beliau telah dilapangkan
dadanya, dihilangkan dosanya, diangkat namanya, dan dijadikannya sebagai
pembuka dan penutup.
8.
Nabi merasa sangat haus. Jibril kemudian
memberinya dua buah wadah minuman terdiri dari susu dan arak. Namun beliau
memilih susu. Kata Jibril, “Anda telah memilih yang fitrah (kesucian
Islam).”
9.
Didatangkan sebuah tangga (mi’raj), yaitu
sebuah alat untuk naik ke langit. Para Arwah orang mukmin naik ke surga lewat
alat tersebut, dan dipergunakan oleh Nabi Muhammad SAW baik jasmani maupun
rohani ketika peristiwa mi’raj ini.
10.
Kemudian Nabi Muhammad SAW bersama Jibril as
mulai naik, dan sampailah beliau berdua di sebuah pintu dari pintu-pintu langit
dunia yang dinamakan pintu hafadzoh. Disitu terdapat seorang
malaikat penjaga bernama Ismail, bersama ribuan malaikat yang lain.
11.
Setelah dipersilahkan masuk, maka beliau
berdua berjumpa dengan Nabi Adam as nenek moyang umat manusia. Dilihatnya Nabi
Adam as adalah orang yang gagah dan tampan. Ketika ditampilkan di arah
kanannya, para arwah anak cucunya yang baik-baik. Ia tertawa dan gembira. Dan
jika melihat anak cucunya yang jelek-jelek di sebelah kirinya ia susah dan
menangis. Ia menjawab salam Nabi Muhammad SAW dengan ucapan, “Selamat
datang anak yang shaleh dan Nabi yang shaleh!”.
12.
Kemudian beliau berdua naik ke langit yang
kedua disitulah dijumpai dua orang nabi bersaudara, yaitu Nabi Isa as bin
Maryam dan Nabi Yahya bin Zakaria as keduanya mirip baik pakaiannya maupun
rambutnya. Mereka bersama sekelompok dari umatnya. Setelah menjawab salam Nabi
Muhammad SAW keduanya mendoakan dengan baik.
13.
Kemudian Nabi dan Jibril ke langit yang
ketiga. Disini beliau bertemu dengan Nabiyulloh Yusuf as yang memiliki paras
yang sangat tampan. Nabi Yusuf menjawab salam, menyambut dan mendoakan Nabi
Muhammad SAW.
14.
Naik ke langit yang keempat, berjumpa dengan
Nabi Idris as beliau menjawab salam menyambut dan mendoakan nabi Muhammad SAW.
15.
Naik ke langit yang kelima disini beliau
bertemu dengan nabi Harun bin Imron as yang jenggotnya sangat panjang mencapai
pusarnya. Dilihatnya dia sedang memberi ceramah kaumnya. Setelah menjawab Nabi
Muhammad SAW beliau mempersilahkan dan mendoakannya.
16.
Ketika naik ke langit yang keenam, Jibril dan
Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan para Nabi bersama umatnya masing-masing,
adapula yang tanpa disertai kaumnya. Disinilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa
bin Imron as bersama kaumnya beliau menyaksikan umatnya sendiri yang memenuhi
ufuk dan 70.000 orang lagi yang akan masuk surga tanpa hisab. Setelah menjawab
salam, Nabi Musa mempersilahkan dan mendoakannya. Nabi Musa as memberi
komentar: “Orang menyangka bahwa aku lebih mulia daripada nabi
Muhammad, padahal tidak. Dia lebih mulia dari aku, dia diutus sesudahku dan
umatnya lebih banyak yang masuk surga daripada umatku”.
17.
Di langit ketujuh Nabi muhammad SAW bertemu
dengan Nabi Ibrahim as beserta kelompok kaumnya. Dilihatnya Ibrahim sedang
duduk pada kursi emas di pintu surga, sambil bersandar ke Baitul Makmur.
Setelah menjawab salam dan menyambut nabi Muhammad SAW Beliau berpesan agar
umat Muhammad memperbanyak tanaman surga, sebab surga tanahnya harum dan sangat
luas. Ketika ditanya, “Apa tanaman surga itu?” Ia menjawab,
“yaitu dzikrullah; La haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzim
subhanallah Walhamdulillawa la ilaaha illalloh.” Di langit ketujuh ini Nabi
SAW menyaksikan bahwa Baitul Makmur itu merupakan ka’bah bagi
para malaikat. Setiap hari tidak kurang dari tujuh puluh ribu malaikat datang
ke tempat ini dan mereka tidak akan kembali lagi untuk selamanya.
18.
Kemudian Nabi dinaikkan ke Sidratul Muntaha,
suatu tempat tertinggi bagi alam malaikat. Laksana pohon yang amat besar,
mengalir dari bawah batang-batangnya sungai air tawar, susu yang tidak berubah
rasanya, khomer yang lezat bagi peminumnya dan madu yang dibersihkan, pohon
yang sangat rindang dan lebat buahnya. Setiap daun terdapat malaikat. Pohon itu
diliputi oleh cahaya yang berwarna warni. Bertahtakan permata yaqud dan Yabarjud yang
berubah sehingga sulit digambarkan keindahannya. Di dekat Sidratul
Muntaha inilah Rasulullah SAW menyaksikan beberapa hal sebagai
berikut:
a.
Malaikat jibril as dalam bentuk aslinya,
memiliki sayap sebanyak 600 sayap yang masing-masing sayap memenuhi ufuk,
menebarkan butiran-butiran intan dan berlian tiada yang mengetahui selain
Allah.
b.
Al-kautsar, yaitu sebuah telaga yang mengalir
ke arah surga.
c.
Al-janan, yaitu surga beserta seluruh
kenikmatan yang ada di dalamnya. Belum pernah mata melihatnya telinga
mendengarnya dan hati membayangkannya. Di depan pintu surga ada lukisan yang
berbunyi: “Pahala sedekah itu sepuluh kali lipat, sedangkan memberi
hutang/ pinjaman itu delapan belas kali lipat”. Berbagai macam air sungai,
buah-buahan, dan jenis burung yang bisa dinikmati.
d.
An-Naar, yaitu neraka dengan segala macam
siksa Allah. Andaikata besi dan batu dimasukkan ke dalamnya, niscaya hancur
lebur. Nabi melihat ada orang-orang memakan bangkai dalam neraka. Beliau juga
bertemu malaikat malik penjaga neraka. Setelah ia menjawab salam nabi Muhammad
SAW, neraka itu ditutup kembali.
19.
Dari Sidratul muntaha, tanpa
diikuti oleh Jibril as Rasulullah dinaikkan ke Mustawa. Di tempat
ini Nabi SAW mendengar suara qolam, yaitu alat super canggih yang
bergerak otomatis dalam mencatat segala takdir Allah bagi seluruh mahluk-Nya.
Di Mustawa ini Rasulullah SAW menyaksikan seseorang di balik
cahaya Arsy. Beliau bertanya, “Siapakah orang tersebut? Apakah ia seorang
malaikat atau nabi?” Dijawab: Bukan! Ia adalah seorang yang sewaktu di
dunia lisannya selalu basah dengan dzikrullah, hatinya selalu bergantung dengan
masjid, dan ia tidak pernah menyakiti hati orang tuanya.”
20.
Kemudian Nabi Muhammad SAW melihat Tuhannya
dengan segala keagungan-Nya tanpa dibatasi oleh suatu arah dan tempat. (Maha
suci Allah dari segala sifat yang dimiliki mahluk). Rasulullah SAW segera
tunduk bersujud dan Tuhan berfirman, “Hai Muhammad!” Beliau
menjawab, “Labbaika ya Robb!” Allah berfirman, “Hendaklah
Engkau memohon!” Nabi Muhammad menjawab ”Sesungguhnya Engkau
telah mengangkat Ibrahim as sebagai kekasihmu, dan Engkau telah memberinya
kerajaan yang agung. Engkau telah berdialog dengan Musa as, Engkau telah
memberi Dawud as kerajaan yang besar. Engkau luluhkan besi baginya, dan engkau
tundukkan gunung padanya. Engkau telah memberi Sulaiman as kerajaan yang besar
dan Engkau tundukkan kepadanya jin, manusia, syetan, dan angin. Engkau telah
mengajarkan Taurat dan Injil kepada Isa as dan ia bisa menyembuhkan orang sakit
buta dan belang serta menghidupkan orang mati dengan ijin-Mu. Ibunya Engkau
pelihara dari godaan Syetan.” Allah berfirman: “Aku telah mengambil
engkau sebagai habib (kekasih) dan Aku mengutus engkau untuk
seluruh manusia sebagai pembawa berita gembira (basyiroh) dan sebagai
pembawa peringatan (nadziron). Aku lapangkan hatimu Aku hapuskan
kesalahanmu. Aku angkat namamu beserta sebutan-Ku. Aku jadikan umatmu
sebaik-baik umat, umat yang adil dan mereka adalah pemula (di akhirat) dan
terakhir (di dunia). Mereka tidak diperkenankan berkhotbah kecuali jika dibaca
syahadat agar mereka bersaksi bahwa engkau adalah hamba dan Rasul-Ku. Hati
mereka merupakan wadah bagi ilmu mereka. Aku jadikan engkau nabi yang pertama
diciptakan dan terakhir sebagai utusan. Aku berikan kepadamu Surat
Al-Fatihah yang belum pernah Ku-berikan pada nabi sebelum kamu. Akhir
Surat Al-Baqarah yang berasal dari sebuah gedung di bawah Arsy,
telaga Al-Kautsar, delapan bagian yang terdiri dari: Islam, hijrah, kejujuran,
puasa Ramadhan, amar ma’ruf, nahi munkar dan kewajiban shalat 50 kali atasmu
dan umatmu.
21.
Setelah cukup Rasulullah SAW beraudiensi
dengan Tuhan, kemudian mega menjadi lenyap maka Jibril as segera menjemput
beliau untuk secepatnya diajak turun.
22.
Ketika bertemu dengan nabi Ibrahim as maka
Ibrahim as tidak memberi komentar apapun sesuai dengan kedudukan beliau sebagai
khalilullah (keluarga bagi Allah).
23.
Setelah turun dan bertemu dengan Nabi Musa as
ternyata Nabi Musa menanyakan hasil Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Tuhan.
Setelah menerima penjelasan tentang kewajiban shalat 50 kali, maka Nabi Musa as
menyarankan agar Nabi muhammad kembali ke hadirat Allah swt untuk memohon
keringanan dengan alasan umat Muhammad SAW tidak akan mampu.
24.
Setelah memperoleh isyarat persetujuan dari
Jibril as maka Nabi Muhammad SAW segera kembali ke hadirat Ilahi kemudian
sambil bersujud beliau memohon: “Ya Robbi semoga Engkau sudi
meringankan beban umatku sebab mereka adalah umat terlemah.”
25.
Berulangkali Nabi Muhammad menghadap kepada
Allah SWT atas saran dari Nabi Musa as untuk memohon keringanan itu. Dan oleh
Allah SWT setiap Nabi menghadap dikabulkan untuk dikurangi lima-lima, sehingga
akhirnya Allah SWT berfirman, “Ya Muhammad itulah shalat lima waktu
sehari semalam. Setiap kali shalat disamakan pahalanya dengan sepuluh kali,
sehingga lima kali itu sama dengan 50 kali. Tiada pengganti lagi ucapan
disisi-Ku dan tidak diganti ketetapan-Ku.”
26.
Setelah turun dan bertemu kembali dengan Nabi
Musa as sebenarnya Nabi Musa masih mengharap agar Nabi Muhammad mohon
keringanan lagi. Namun Nabi Muhammad SAW menyatakan telah cukup disamping malu
kepada Allah, beliau telah rela menerimanya.
Demikianlah kemudian beliau turun kembali ke
bumi dengan berbagai pengalaman yang masih banyak lagi sebagai hikmah yang amat
besar bagi beliau dan umat Islam. Fiman Allah SWT: “Dan Kami tidak
menjadikan penglihatan yang telah kami perlihatkan kepadamu (Muhammad)
melainkan sebagai ujian bagi umat manusia.” (QS. Al-Isra’: 60).
Kronologi Peristiwa Isra’ Mi’raj diatas
dilansir dalam kitab Durratun Nashihin karya Syekh Utsman bin
Hasan Asy-Syakir. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah yang terkandung
dalam peristiwa agung ini hingga menjadi muttaqin. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar