Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.
Keragaman
merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada
pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di
Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa
mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan
persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.
A. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia
Keberagaman
bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal
di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru
indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada
aspek sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di
lakukan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Keberagaman
yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan potensi
bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi tantangan hal itu disebabkan karena
orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan
kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat
merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu
adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan
dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan, toleransidan juga
saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman
masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Keadaan geografis
Indonesia merupakan
negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan
laut. Ini merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan
geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman suku, budaya, ras
dan golongan Indonesia. Kondisi
geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan masyarakat. Salah
satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga
menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk
rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di
masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga menyebabkan tiap-tiap
pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-sendiri.
2.
Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan
komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang
berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.
3.
Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda
Kondisi
iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta
perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan
perbedaan pada masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang
mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada
pula yang
mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan lainnya.
2.
Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia
Sejak
zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini
tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,
agama, ras, dan bahasa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Suku
bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa
tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan
suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai
kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan
lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak,
Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara
perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi,
Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan
menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan
Badui luar.
Masyarakat
Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang
lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang
mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain. Jumlah suku bangsa di
Indonesia ratusan jumlahnya.
Berikut
ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.
1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo,
suku Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .
2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun,
suku Mandailing, suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku
maya-maya
3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku
Melayu, suku guci, suku jambak
4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit,
Talang Manuk, Bonai, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu,
Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah,
Komering, Ranau Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah,
Serawai, Pekal, Kaur, Lembak
10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas,
Pubian, Sungkai, Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Jawa, Sunda, Badui
13. Jawa Barat : Sunda,
14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
17. Bali : Bali, Jawa, Madura
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu,
Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu,
Bima
20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan,
Kayan, Kantuk, Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap,
Tunjung, Bahau, Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan,
Maayan, Murut, Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan,
Dusun, Ngaju, Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki,
Kabaena, Moronehe, Kulisusu, Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol,
Kulawi, Balantak, Banggai,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir,
Talaud, Siau, Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru,
Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu,
Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni,
Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi
3.
Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia
Bangsa
Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat
mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal
ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara
ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya.
Contohnya adalah pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah
tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).
Untuk
mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap budaya
daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem
kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)
Lingkungan
tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya
dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa
dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang
membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari
binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan
menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam
bentuk rumah adat.
Berikut
ini beberapa contoh rumah adat.
1.
Rumah
Bolon (Sumatera Utara).
2.
Rumah
Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3.
Rumah
Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4.
Rumah
Lamin (Kalimantan Timur).
5.
Rumah
Bentang (Kalimantan Tengah).
6.
Rumah
Tongkonan (Sulawesi Selatan).
7.
Rumah
Honai (Rumah suku Dani di Papua).
Setiap
suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan.
Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku,
perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa
kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.
Beberapa
contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1.
Mitoni,
tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2.
Seren
taun (Sunda).
3.
Kasodo
(Tengger).
4.
Nelubulanin,
ngaben (Bali).
5.
Rambu
solok (Toraja).
Keberagaman
kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam
bentuk kesenian daerah.
Contoh
lagu-lagu daerah sebagai berikut.
1. Nangroe Aceh
Darussalam Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi,
Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat
Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek
Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali,
Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy
Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai
8. Jawa Tengah
Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo
Rek, Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape,
Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik
Cik Periok
12. Kalimantan Tengah
Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan
Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si
Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Sulawesi Selatan
Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah
Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu,
Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu.
18. NTT Desaku, Moree,
Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole
Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko
Rambe Yamko
Contoh
Tari-tarian Tradisional Indonesia
1. Nangroe Aceh
Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari
Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari
Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget
Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari
Kipas, Tanggai, Tajak
6. Lampung Tari
Melinting, Bedana
7. Bengkulu Tari Adum,
Bidadari
8. Jambi Tari Rangkung,
Sekapur Sirih
9. Jakarta Tari Yapong,
Serondeng, Topeng
10. Jawa Barat Tari
Jaipong, Merak, Patilaras
11. Jawa
Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
12. Jawa Timur Tari Reog
Ponorogo, Remong
13. Bali Tari Legong,
Arje, Kecak
14. Nusa Tenggara Barat
Tari Batunganga, Sampari
15. Nusa Tenggara Timur
Tari Meminang, Perang
16. Kalimantan Barat Tari
Tandak Sambas, Zapin Tembung
17. Kalimantan Timur Tari
Hudog, Belian
18. Kalimantan Tengah
Tari Balean Dadas, Tambun
19. Kalimantan Selatan
Tari Baksa Kembang
20. Sulawesi Selatan Tari
Kipa, Gaurambuloh
21. Sulawesi Tenggara
Tari Balumba, Malulo
22. Sulawesi Tengah Tari
Lumense, Parmote
23. Sulawesi Utara Tari
Maengket
24. Maluku Tari Nabar
Ilaa, Perang
25. Papua Tari Perang,
Sanggi
Contoh
Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia
1.
Banten:
Debus
2.
DKI
Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3.
Jawa
Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4.
Jawa
Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul, Opak
Alang, Sintren
5.
Jawa
Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6.
Bali:
Wayang Kulit, Janger
7.
Riau:
Makyong
8.
Kalimantan:
Mamanda
Selain
hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia
juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan
oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara
lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain.
Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara,
Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di
Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang
cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.
1. Dasar Negara Pancasila
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
Di samping itu, dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, rasa, agama dan golongan yang ada Indonesia, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Seperti
yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia
yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas
seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan
bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang
bersangkutan itu sendiri. Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di
Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.
Untuk menguatkan ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir sedemikian rupa. Biasanya motif ukiran tersebut tidaklah rumit, yaitu motif kotak dengan susunan yang geometris.
Selain itu, bangsa Indonesia juga memiliki beraneka ragam Pakaian Adat.
Berikut ini kumpulan gambar pakaian Adat Indonesia Lengkap 34 Provinsi.
1. Pakaian Adat Aceh
Pakaian adat Aceh bernama pakaian Ulee Balang.
Pakaian ini untuk pria disebut baju Linto Baro, sedangkan pakaian untuk
wanita disebut baju Daro Baro. Dahulunya, pakaian ini hanya digunakan
oleh para sultan dan pembesar kerajaan, namun sekarang keduanya lebih
sering dipakai oleh para pengantin. Kedua
pakaian tersebut punya keunikan tersendiri sebagai ciri khas di setiap
bagian-bagiannya. Anda dapat melihat keunikan bagian-bagian tersebut
pada gambar di samping.
2.
Pakaian Adat Sumatera Utara
Sumatera Utara memiliki penduduk yang heterogen. Beragam suku bangsa
seperti suku Nias, suku Melayu, dan suku Bataktinggal di provinsi ini.
Kendati begitu, suku paling mendominasi dan menjadi mayoritas adalah
suku Batak.
Suku Batak sendiri memiliki pakaian adat yang bernama kain ulos. Secara umum, kain ulos inilah yang menjadi identitas dan ciri utama pakaian adat Sumatera Utara di kancah nasional. Berikut adalah gambar dari sepasang muda mudi yang tengah memakai kain ulos.
Suku Batak sendiri memiliki pakaian adat yang bernama kain ulos. Secara umum, kain ulos inilah yang menjadi identitas dan ciri utama pakaian adat Sumatera Utara di kancah nasional. Berikut adalah gambar dari sepasang muda mudi yang tengah memakai kain ulos.
3. Pakaian Adat Riau
Ada
4 jenis pakaian adat dalam kebudayaan masyarakat Melayu Riau.
Masing-masing pakaian digunakan untuk keperluan yang berbeda-beda.
Namun, secara umum pakaian adat yang menjadi identitas provinsi ini di
kancah Nasional adalah sebuah busana yang bernama pakaian adat Melayu
Riau..
Gambar di samping adalah gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat Melayu. Untuk pria busana yang dikenakan bernama, sementara untuk wanita bernama .
Gambar di samping adalah gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat Melayu. Untuk pria busana yang dikenakan bernama, sementara untuk wanita bernama .
4. Pakaian Adat Sumatera Barat
Kisah
Malin Kundang yang berasal dari cerita turun temurun nenek moyang suku
Minangkabau sedikit banyak telah mempengaruhi berbagai aspek budaya di
tanah Sumatera Barat. Salah satu yang paling kentara adalah dijunjung
tingginya peran seorang ibu dalam adat istiadat mereka.
Nah, hal tersebut bisa dilihat pula dalam ragam pakaian adat Sumatera Barat yang bernama pakaian adat Bundo Kanduang. Semua segi dan aksesoris pakaian ini memiliki nilai filosofis yang berhubungan dengan peran seorang ibu dalam keluarga dan strata sosial. Di samping adalah gambar seorang wanita yang menggunakan pakaian adat Bundo Kanduang.
Nah, hal tersebut bisa dilihat pula dalam ragam pakaian adat Sumatera Barat yang bernama pakaian adat Bundo Kanduang. Semua segi dan aksesoris pakaian ini memiliki nilai filosofis yang berhubungan dengan peran seorang ibu dalam keluarga dan strata sosial. Di samping adalah gambar seorang wanita yang menggunakan pakaian adat Bundo Kanduang.
5. Pakaian Adat Kepulauan Riau
Letak
provinsi Kepulauan Riau yang begitu strategis dalam jalur pelayaran
masa silam telah membuat budaya masyarakat provinsi ini menjadi sangat
khas. Proses akulturasi budaya melayu sebagai penduduk lokal dengan
budaya para pendatang seperti budaya China, Arab, dan Eropa menghasilkan
bentuk budaya unik yang salah satu bentuknya bisa kita temukan pada
pakaian adat Kepulauan Riau saat ini yaitu pakaian adat kebaya labuh dan teluk belanga. Gambar di samping adalah gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat tersebut.
6. Pakaian Adat Bangka Belitung
Pakaian
adat dari Bangka Belitung namanya adalah baju seting dan kain cual.
Pakaian ini diduga adalah pakaian yang dipengaruhi akulturasi budaya
masyarakat Arab, China, dan Melayu pada masa silam.'
Seperti diketahui, wilayah sekitar Bangka Belitung dulunya memang adalah wilayah yang sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia saat melakukan perjalanan laut (pelayaran) dan perdagangan. Gambar di samping adalah sepasang pengantin Bangka yang tengah mengenakan pakaian adat leluhurnya.
Seperti diketahui, wilayah sekitar Bangka Belitung dulunya memang adalah wilayah yang sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia saat melakukan perjalanan laut (pelayaran) dan perdagangan. Gambar di samping adalah sepasang pengantin Bangka yang tengah mengenakan pakaian adat leluhurnya.
7. Pakaian Adat Jambi
Pakaian
adat Jambi sangat beragam jenisnya. Namun, yang resmi menjadi identitas
provinsi ini di kancah nasional adalah sepasang pakaian pengantin adat
yang bernama pakaian adat Melayu Jambi.
Gambar di samping merupakan gambar pengantin adat Jambi yang tengah mengenakan pakaian adat tersebut.
Gambar di samping merupakan gambar pengantin adat Jambi yang tengah mengenakan pakaian adat tersebut.
8. Pakaian Adat Bengkulu
Suku
asli masyarakat Bengkulu seperti suku Serawai, Rejang, Lembak, dan
Pekal sebenarnya merupakan bagian dari sub suku Melayu. Oleh sebab itu,
adat dan budaya dari suku-suku tersebut juga memiliki sumber yang sama,
yaitu budaya Melayu.
Kendati begitu, budaya Melayu Bengkulu memiliki perbedaan dengan budaya Melayu pada umumnya. Perbedaan ini tercipta karena adanya kekhasan alam sekitar yang menyebabkan akulturasi budaya. Salah satu bentuk akulturasi tersebut dapat kita lihat dari pakaian adat Melayu Bengkulu seperti terlihat pada gambar di atas.
Kendati begitu, budaya Melayu Bengkulu memiliki perbedaan dengan budaya Melayu pada umumnya. Perbedaan ini tercipta karena adanya kekhasan alam sekitar yang menyebabkan akulturasi budaya. Salah satu bentuk akulturasi tersebut dapat kita lihat dari pakaian adat Melayu Bengkulu seperti terlihat pada gambar di atas.
9. Pakaian Adat Sumatera Selatan
Ada 2 jenis gaya busana pakaian adat Palembang yang cukup dikenal di kancah nasional. Keduanya yaitu Aesan Geda dan Aesan Pasangko.
Aesan gede adalah pakaian yang menunjukan keagungan, sementara aesan paksangko adalah pakaian yang menunjukan keanggunan.
Di masa silam, kedua pakaian tersebut hanya digunakan oleh raja dan para pembesar kerajaan. Namun sekarang lebih umum digunakan oleh sepasang pengantin Palembang dalam upacara pernikahannya.
Aesan gede adalah pakaian yang menunjukan keagungan, sementara aesan paksangko adalah pakaian yang menunjukan keanggunan.
Di masa silam, kedua pakaian tersebut hanya digunakan oleh raja dan para pembesar kerajaan. Namun sekarang lebih umum digunakan oleh sepasang pengantin Palembang dalam upacara pernikahannya.
10. Pakaian Adat Lampung
Sebetulnya,
tidak ada nama khusus untuk pakaian adat Lampung. Akan tetapi, berbagai
pernik kain yang digunakan pada pakaian tersebut umumnya dibuat dari
bahan kain tapis.
Kais tapis adalah kain tenun tradisional khas Lampung yang menonjolkan warna emas sebagai warna utamanya disertai dengan motif-motif geometris.
Gambar di samping atas adalah sepasang pengantin adat Lampung yang sedang mengenakan pakaian adat.
Kais tapis adalah kain tenun tradisional khas Lampung yang menonjolkan warna emas sebagai warna utamanya disertai dengan motif-motif geometris.
Gambar di samping atas adalah sepasang pengantin adat Lampung yang sedang mengenakan pakaian adat.
11. Pakaian Adat Banten
Tak
bisa dipungkiri bahwa budaya Banten memang sangat mirip dengan budaya
Sunda di Jawa Barat. Hal ini dapat dibuktikan dengan ragam jenis pakaian
adat yang dikenakan oleh masyarakatnya.
Dalam adat Banten dikenal pakaian adat yang bernama baju Panganten. Pakaian ini sesuai namanya hanya digunakan oleh para pengantin saat upacara pernikahannya. Dari bentuk, motif dan desainnya pakaian ini nyaris serupa dengan pakaian adat Sunda. Para pria menggenakan baju koko berkerah, kain batik sebagai bawahan, penutup kepala, dan selendang untuk ikat pinggangnya. Sementara para pria mengenakan kebaya, kain batik, dan hiasan kepala berupa kembang goyang. Gambar di samping atas adalah gambar pakaian adat Penganten Banten.
Dalam adat Banten dikenal pakaian adat yang bernama baju Panganten. Pakaian ini sesuai namanya hanya digunakan oleh para pengantin saat upacara pernikahannya. Dari bentuk, motif dan desainnya pakaian ini nyaris serupa dengan pakaian adat Sunda. Para pria menggenakan baju koko berkerah, kain batik sebagai bawahan, penutup kepala, dan selendang untuk ikat pinggangnya. Sementara para pria mengenakan kebaya, kain batik, dan hiasan kepala berupa kembang goyang. Gambar di samping atas adalah gambar pakaian adat Penganten Banten.
12. Pakaian Adat DKI Jakarta
Meski
dari sejarahnya tidak ada satu suku pun yang menjadi suku asli DKI
Jakarta, namun saat ini dikenal suku Betawi-lah yang paling pertama
bermukim dan mendiami wilayah yang saat ini menjadi ibu kota negara
tersebut.
Oleh karena itu, setiap budaya yang menjadi identitas provinsi DKI Jakarta saat ini tak pernah dilepaskan dari budaya Betawi. Salah satu contohnya mengenai pakaian adatnya.
Pakaian adat Betawi ada beberapa jenis tergantung dari kepentingan penggunaanya. Hanya saja, yang paling dikenal adalah baju pengantin yang bernama Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None Penganten Chine. Gambar di samping adalah sepasang pengantin yang tengah mengenakan pakaian adat tersebut.
Oleh karena itu, setiap budaya yang menjadi identitas provinsi DKI Jakarta saat ini tak pernah dilepaskan dari budaya Betawi. Salah satu contohnya mengenai pakaian adatnya.
Pakaian adat Betawi ada beberapa jenis tergantung dari kepentingan penggunaanya. Hanya saja, yang paling dikenal adalah baju pengantin yang bernama Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None Penganten Chine. Gambar di samping adalah sepasang pengantin yang tengah mengenakan pakaian adat tersebut.
13. Pakaian Adat Jawa Barat
Dalam
berpakaian, masyarakat Sunda –Jawa Barat mengenal ragam jenis pakaian
yang penggunaannya didasarkan pada fungsi, umur, dan strata sosial
pemakainya. Akan tetapi, secara umum kita cenderung lebih mudah
menemukan 3 jenis pakaian adat Jawa Barat yang hingga kini masih tetap
populer, yaitu pakaian rakyat, kaum menengah, dan para bangsawan.
Sementara untuk urusan upacara pernikahan, budaya Sunda mengenal sebuah pakaian pengantin yang bernama pakaian Sukapura. Pakaian ini memiliki model dan desain seperti disajikan pada gambar di samping atas.
14. Pakaian Adat Jawa Tengah
Ada
banyak jenis pakaian tradisional yang dikenal dalam adat suku Jawa di
Jawa Tengah. Akan tetapi, jenis pakaian adat yang menjadi ikon Jawa
Tengah di kancah nasional adalah jenis pakaian resmi yang bernama Jawi Jangkep dan Kebaya.
Gambar di samping atas adalah gambar sepasang wanita dan pria Jawa yang mengenakan pakaian adat tersebut.
Gambar di samping atas adalah gambar sepasang wanita dan pria Jawa yang mengenakan pakaian adat tersebut.
15. Pakaian Adat Yogyakarta
Dalam
adat yogyakarta, dapat kita temukan banyak sekali ragam pakaian adat
tradisional yang mana dalam telah diatur sedemikian rupa berdasarkan
hukum adat, termasuk pula dalam aturan kapan, dimana, dan siapa yang
menggunakan pakaian tersebut.
Namun, secara keseluruhan pakaian adat yang paling sering dikenakan adalah pakaian rakyat. Untuk pria menggunakan baju sorjan, kain batik, serta blangkon sebagai penutup kepala. Adapun untuk wanita, dikenakan kebaya, kain batik, dan sanggul rambut yang ditata sedemikian rupa. Gambar di samping atas adalah sepasang pria dan wanita yang mengenakan pakaian adat Yogyakarta.
Namun, secara keseluruhan pakaian adat yang paling sering dikenakan adalah pakaian rakyat. Untuk pria menggunakan baju sorjan, kain batik, serta blangkon sebagai penutup kepala. Adapun untuk wanita, dikenakan kebaya, kain batik, dan sanggul rambut yang ditata sedemikian rupa. Gambar di samping atas adalah sepasang pria dan wanita yang mengenakan pakaian adat Yogyakarta.
16. Pakaian Adat Jawa Timur
Pakaian adat Jawa Timur bernama baju pesaan dan baju mantenan.
Baju pesaan sebetulnya adalah pakaian adat khusus masyarakat Madura.
Pakaian ini sarat akan nilai filosofis yang menggambarkan keberanian dan
kekuatan suku Madura dalam entitas budaya Jawa Timur.
Sementara baju mantenan adalah baju adat yang dikhususkan untuk dikenakan para pengantin (manten). Baik masyarakat Madura maupun masyarakat Jawa Timur umumnya akan mengenakan pakaian ini saat upacara pernikahannya. Gambar di samping atas adalah sepasang pengantin yang mengenakan baju mantenan.
Sementara baju mantenan adalah baju adat yang dikhususkan untuk dikenakan para pengantin (manten). Baik masyarakat Madura maupun masyarakat Jawa Timur umumnya akan mengenakan pakaian ini saat upacara pernikahannya. Gambar di samping atas adalah sepasang pengantin yang mengenakan baju mantenan.
17. Pakaian Adat Kalimantan Barat
Masyarakat
Kalimantan Barat secara umum didominasi suku Dayak dan suku Melayu.
Dalam hal berbusana, keduanya memiliki beberapa perbedaan.
Pakaian adat suku Dayak Kalimantan Barat bernama King Bibinge dan King Baba. King Bibinge adalah pakaian wanita, sedangkan King Baba adalah pakaian yang digunakan oleh pria. Kedua pakaian tersebut dibuat dari kulit kayu. Sementara aksesorisnya seperti kalung, manik-manik, atau penutup kepalanya dibuat dari bulu burung, biji-bijian, dan bahan alam lainnya. Gambar di samping atas adalah gambar pasangan yang menggunakan pakaian King Bibinge dan King Baba.
Pakaian adat suku Dayak Kalimantan Barat bernama King Bibinge dan King Baba. King Bibinge adalah pakaian wanita, sedangkan King Baba adalah pakaian yang digunakan oleh pria. Kedua pakaian tersebut dibuat dari kulit kayu. Sementara aksesorisnya seperti kalung, manik-manik, atau penutup kepalanya dibuat dari bulu burung, biji-bijian, dan bahan alam lainnya. Gambar di samping atas adalah gambar pasangan yang menggunakan pakaian King Bibinge dan King Baba.
18. Pakaian Adat Kalimantan Tengah
Masyarakat
Kalimantan Tengah mayoritas penduduknya adalah masyarakat suku Dayak
Ngaju. Dalam hal berpakaian, sub suku Dayak ini memiliki sebuah busana
khas yang bernama baju sangkarut.
Baju sangkarut merupakan baju model rompi yang terbuat dari serat kulit kayu. Baju ini dicat sedemikian rupa dengan pewarna alami dan dihiasi dengan pernik uang logam, kancing, serta kulit trenggiling. Baju ini dikenakan bersama cawat sebagai bawahan, dan senjata tradisional khas Dayak seperti mandau, perisai, dan tombak.
Baju sangkarut merupakan baju model rompi yang terbuat dari serat kulit kayu. Baju ini dicat sedemikian rupa dengan pewarna alami dan dihiasi dengan pernik uang logam, kancing, serta kulit trenggiling. Baju ini dikenakan bersama cawat sebagai bawahan, dan senjata tradisional khas Dayak seperti mandau, perisai, dan tombak.
19. Pakaian Adat Kalimantan Selatan
Masyarakat
Kalimantan Selatan mayoritas penduduknya dihuni oleh suku Banjar. Suku
Banjar sendiri memiliki 4 jenis baju adat, yaitu Pengantin Babaju Kun
Galung Pacinan, Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari, Pengantin
Bagajah Gamuling Baular Lulut, dan Pangantin Babaju Kubaya Panjang. Gambar di samping adalah gambar sepasang pengatin yang mengenakan baju Pangantin Babaju Kubaya Panjang.
20. Pakaian Adat Kalimantan Timur
Masyarakat
Kalimantan Timur tersusun atas 2 entitas besar yaitu suku Dayak dan
Suku Kutai. Kedua suku ini memiliki pakaian adat yang berbeda.
Suku dayak mengenakan pakaian bernama Ta’a dan Sapei Sapaq sementara suku Kutai mengenakan pakaian bernama baju kustim. Gambar di samping adalah gambar sepasang pria dan wanita Kutai yang tengah menggunakan pakaian adat Kustim. Antara pakaian Ta’a dan Sapei Sapaq maupun baju kustim, keduanya memiliki beberapa perbedaan.
Suku dayak mengenakan pakaian bernama Ta’a dan Sapei Sapaq sementara suku Kutai mengenakan pakaian bernama baju kustim. Gambar di samping adalah gambar sepasang pria dan wanita Kutai yang tengah menggunakan pakaian adat Kustim. Antara pakaian Ta’a dan Sapei Sapaq maupun baju kustim, keduanya memiliki beberapa perbedaan.
21. Pakaian Adat Kalimantan Utara
Provinsi
Kalimantan Utara adalah hasil pemekaran provinsi Kalimantan Timur yang
sekaligus menjadi provinsi paling muda di Indonesia. Oleh karena itu,
budaya masyarakat provinsi ini tak jauh berbeda dengan budaya Kalimantan
Timur, mengingat suku Dayak juga menjadi mayoritas suku penduduknya.
Hal ini dicirikan dengan pakaian adat Kalimantan Utara yang persis sama dengan baju Sapei Sapaq dan Baju Ta’a khas Kalimantan Timur. Kendati demikian, baju Sapei Sapaq dan Taa dari Kalimantan Utara punya beberapa perbedaan. Nah gambar di samping adalah gambar seseorang mengenakan baju Sapei Sapaq dan Baju Ta’a.
Hal ini dicirikan dengan pakaian adat Kalimantan Utara yang persis sama dengan baju Sapei Sapaq dan Baju Ta’a khas Kalimantan Timur. Kendati demikian, baju Sapei Sapaq dan Taa dari Kalimantan Utara punya beberapa perbedaan. Nah gambar di samping adalah gambar seseorang mengenakan baju Sapei Sapaq dan Baju Ta’a.
22. Pakaian Adat Sulawesi Barat
Penduduk
provinsi Sulawesi Barat dihuni oleh 4 suku bangsa, di antaranya suku
Mandar, suku Bugis, suku Toraja, dan suku Makassar. Akan tetapi dari 4
suku tersebut, suku yang paling mendominasi adalah Suku Mandar dengan
jumlah 50% dari populasi penduduknya.
Oleh karena hal itu, ketika berbicara mengenai budaya Sulawesi Barat, dalam hal ini pakaian adatnya, maka kita tidak akan lepas dari budaya dan pakaian adat suku Mandar.
Adapun dalam hal berpakaian, suku Mandar di masa silam mengenal jenis pakaian yang bernama Pakaian adat Pattuqduq Towaine. Pakaian ini adalah pakaian khas wanita Mandar yang terdiri dari baju kurung, bawahan dan beragam aksesoris yang terbuat dari logam. Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan pakaian adat Pattuqduq Towaine.
Oleh karena hal itu, ketika berbicara mengenai budaya Sulawesi Barat, dalam hal ini pakaian adatnya, maka kita tidak akan lepas dari budaya dan pakaian adat suku Mandar.
Adapun dalam hal berpakaian, suku Mandar di masa silam mengenal jenis pakaian yang bernama Pakaian adat Pattuqduq Towaine. Pakaian ini adalah pakaian khas wanita Mandar yang terdiri dari baju kurung, bawahan dan beragam aksesoris yang terbuat dari logam. Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan pakaian adat Pattuqduq Towaine.
23. Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Ada
banyak jenis pakaian adat yang dikenal dalam budaya masyarakat Sulawesi
Selatan. Hanya saja, yang paling terkenal di antaranya adalah pakaian
adat yang bernama Baju Bodo. Baju Bodo adalah baju dengan desain
yang sangat sederhana. Baju ini sangat minim jahitan. Selain itu, ia
dianggap sebagai baju paling tua dan bahkan tercantum dalam Kitab
Patuntung, kitab peninggalan nenek moyang suku Makassar.
Baju Bodo umumnya juga dikenakan bersama aksesoris yang terbuat dari logam sebagai hiasannya. Penggunaan baju Bodo saat ini cenderung hanya dilakukan pada saat upacara adat atau pertunjukan tarian adat.
Baju Bodo umumnya juga dikenakan bersama aksesoris yang terbuat dari logam sebagai hiasannya. Penggunaan baju Bodo saat ini cenderung hanya dilakukan pada saat upacara adat atau pertunjukan tarian adat.
24. Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Dirunut
dari demografinya, masyarakat Sulawesi Tengah terdiri atas campuran 8
suku besar, yaitu Suku Kaili, suku Mori, suku Bugis, suku Toli Toli,
suku Babasal, suku Saluan, suku Gorontalo, dan suku Pamona.
Masing-masing suku tersebut memiliki budaya yang berbeda. Namun, bila
bicara tentang pakaian adat Sulawesi Tengah, kita hanya akan menuju pada
pakaian adat suku Kaili yang bernama Baju Nggembe dan Baju Koje.
Baju Nggembe adalah baju adat khusus wanita atau remaja putri, sementara Baju Koje adalah pakaian khusus pria. Kedua pakaian ini umumnya hanya dikenakan saat pesta atau upacara adat.
Baju Nggembe adalah baju adat khusus wanita atau remaja putri, sementara Baju Koje adalah pakaian khusus pria. Kedua pakaian ini umumnya hanya dikenakan saat pesta atau upacara adat.
25. Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
Suku bangsa yang mendominasi masyarakat Sulawesi Tenggara adalah suku Tolaki. Suku ini memiliki pakaian adat yang bernama Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai.
Babu Nggawi adalah pakaian khusus pengantin Wanita, sementara Babu
Nggawi Langgai adalah pakaian pengantin pria. Di kancah nasional, kedua
pakaian inilah yang menjadi ikon pakaian adat Sulawesi Tenggara. Di samping atas adalah gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat tersebut.
26. Pakaian Adat Sulawesi Utara
Pakaian adat Sulawesi Utara dari suku Sangihe Talaud bernama pakaian Laku Tepu.
Pakaian ini dibuat dari bahan serat kofo atau sejenis tanaman pisang
dengan serat batang yang kuat. Pakaian ini umumnya hanya dikenakan pada
saat upacara Tulude.
Laku tepu adalah pakaian dengan baju lengan panjang dan untaiannya sampai tumit. Pakaian ini dikenakan bersama perlengkapan lain yaitu popehe (ikat pinggang), paporong (penutup kepala), bandang (selendang di bahu), dan kahiwu (rok rumbai). Pakaian dan perlengkapan ini digunakan baik oleh wanita maupun para pria dengan warna dasar kuning, merah, hijau, atau warna cerah lainnya.
Laku tepu adalah pakaian dengan baju lengan panjang dan untaiannya sampai tumit. Pakaian ini dikenakan bersama perlengkapan lain yaitu popehe (ikat pinggang), paporong (penutup kepala), bandang (selendang di bahu), dan kahiwu (rok rumbai). Pakaian dan perlengkapan ini digunakan baik oleh wanita maupun para pria dengan warna dasar kuning, merah, hijau, atau warna cerah lainnya.
27. Pakaian Adat Gorontalo
Pakaian adat Gorontalo dari suku Gorontalo bernama Mukuta dan Biliu.
Pakaian ini umumnya hanya dikenakan pada saat upacara perkawinan.
Mukuta adalah pakaian bagi mempelai pria dan Biliu adalah pakaian bagi
mempelai wanita. Mukuta dan Biliu dapat ditemukan dalam 4 jenis warna,
yaitu kuning, hijau, ungu, dan merah tua. Masing-masing warna tersebut
melambangkan kelas kasta pemakainya.
Gambar di samping atas adalah sepasang pengantin Gorontalo yang mengenakan pakaian adat Mukuta dan Biliu.
Gambar di samping atas adalah sepasang pengantin Gorontalo yang mengenakan pakaian adat Mukuta dan Biliu.
28. Pakaian Adat Maluku
Nama pakaian adat Maluku adalah baju cele atau kain salele. Baju cele adalah baju sederhana yang mewakili karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku.
Baju cele adalah baju berwarna merah terang bermotif garis-garis geometris warna emas atau perak yang dibuat dari kain tebal. Untuk wanita, umumnya baju cele dipadukan dengan kain kebaya atau sarung tenun dengan warna yang sama. Sementara untuk pria, baju cele dibentuk menyerupai jas dan dikenakan bersama kemeja sebagai dalaman dan celana panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai bawahannya. Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan baju cele.
Baju cele adalah baju berwarna merah terang bermotif garis-garis geometris warna emas atau perak yang dibuat dari kain tebal. Untuk wanita, umumnya baju cele dipadukan dengan kain kebaya atau sarung tenun dengan warna yang sama. Sementara untuk pria, baju cele dibentuk menyerupai jas dan dikenakan bersama kemeja sebagai dalaman dan celana panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai bawahannya. Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan baju cele.
29. Pakaian Adat Maluku Utara
Ada
4 jenis pakaian adat yang akrab dalam kehidupan masyarakat Maluku
Utara. Namun, yang paling unik dan dikenal di kancah nasional adalah
pakaian adat bernama Manteren Lamo dan Kimun Gia. Pakaian
Manteren Lamo digunakan oleh sultan dan sementara pakaian Kimun Gia
digunakan oleh permaisuri kerajaan Ternate dan Tidore di masa silam.
Penggunaan pakaian adat Manteren Lamo dan Kimun Gia biasanya dilengkapi dengan beragam pernik yang menunjukan kemewahan, seperti mahkota, konde, gelang, cincin dan aksesoris lainnya yang terbuat dari emas. Gambar di samping adalah gambar sultan dan permaisuri yang tengah menggunakan pakaian adat tersebut.
Penggunaan pakaian adat Manteren Lamo dan Kimun Gia biasanya dilengkapi dengan beragam pernik yang menunjukan kemewahan, seperti mahkota, konde, gelang, cincin dan aksesoris lainnya yang terbuat dari emas. Gambar di samping adalah gambar sultan dan permaisuri yang tengah menggunakan pakaian adat tersebut.
30. Pakaian Adat Bali
Tidak
ada nama khusus yang diberikan untuk pakaian adat Bali. Oleh karena
itu, ketika banyak orang luar menanyakan tentang hal ini, orang-orang
Bali umumnya akan kebingungan. Mereka hanya akan menyebut pakaian yang
dikenakannya dengan nama “pakaian adat Bali” seraya menjelaskan nama-nama aksesoris pakaian tersebut dan kegunaannya.
Untuk pakaian adat Bali pria terdiri dari beberapa aksesoris yang di kamen, antaranya ikat kepala (udeng), baju, kampuh (saput), serta selendang pengikat (umpal). Sementara, pakaian adat Bali wanita terdiri atas kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga sebagai penghias rambut.
Untuk pakaian adat Bali pria terdiri dari beberapa aksesoris yang di kamen, antaranya ikat kepala (udeng), baju, kampuh (saput), serta selendang pengikat (umpal). Sementara, pakaian adat Bali wanita terdiri atas kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga sebagai penghias rambut.
31. Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat
Suku
Sasak dan Suku Bima adalah dua suku besar yang menjadi mayoritas
penduduk Nusa Tenggara Barat. Dalam hal budaya, keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda, termasuk dalam hal pakaian adat yang
dikenakan masyarakatnya.
Adapun bila dikaitkan di kancah nasional, pakaian adat yang sering menjadi ikon dari budaya Nusa Tenggara Barat adalah pakaian bernama Lambung dan Pegon, khas dari Suku Sasak. Lambung digunakan para wanita, sedangkan Pegon untuk para pria. Pakaian adat ini biasa dikenakan dalam perhelatan acara adat, termasuk juga dalam upacara penyambutan tamu, upacara mendakin, dan upacara nyongkol. Gambar di samping atas adalah gambar sepasang muda-mudi Sasak yang mengenakan pakaian tersebut.
Adapun bila dikaitkan di kancah nasional, pakaian adat yang sering menjadi ikon dari budaya Nusa Tenggara Barat adalah pakaian bernama Lambung dan Pegon, khas dari Suku Sasak. Lambung digunakan para wanita, sedangkan Pegon untuk para pria. Pakaian adat ini biasa dikenakan dalam perhelatan acara adat, termasuk juga dalam upacara penyambutan tamu, upacara mendakin, dan upacara nyongkol. Gambar di samping atas adalah gambar sepasang muda-mudi Sasak yang mengenakan pakaian tersebut.
32. Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
Provinsi
NTT dihuni oleh 7 suku yaitu suku Rote, suku Helong, suku Sabu, suku
Atoni atau Dawan, suku Sumba, suku Manggarai, dan suku Lio.
Masing-masing suku ini memiliki pakaian adat yang khas.
Adapun bila dikancah nasional, pakaian adat yang paling di kenal dari budaya masyarakat Provinsi NTT adalah pakaian adat Suku Rote. Pakaian ini begitu dikenal karena desainnya yang sangat estetis, di mana salah satu keunikannya terletak pada desain Ti’i langga. Ti’i langga adalah sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering. Selain untuk pelengkap penampilan, topi adat suku Rote ini juga dianggap sebagai simbol wibawa dan kepercayaan diri bagi para pria Rote.
Adapun bila dikancah nasional, pakaian adat yang paling di kenal dari budaya masyarakat Provinsi NTT adalah pakaian adat Suku Rote. Pakaian ini begitu dikenal karena desainnya yang sangat estetis, di mana salah satu keunikannya terletak pada desain Ti’i langga. Ti’i langga adalah sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering. Selain untuk pelengkap penampilan, topi adat suku Rote ini juga dianggap sebagai simbol wibawa dan kepercayaan diri bagi para pria Rote.
33. Pakaian Adat Papua Barat
Nama pakaian adat Papua Barat adalah pakaian adat Ewer.
Pakaian ini murni terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang
dikeringkan. Dengan kemajuan dan pengaruh modernisasi, pakaian adat ini
kemudian dilengkapi dengan kain untuk atasannya. Berikut ini gambar dari
pakaian adat Ewer khas masyarakat Papua Barat.
Saat ini, bahan alam berupa jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai bawahan rok untuk para perempuan. Rok tersebut dibuat dengan mengambil serat-serat tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan 2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek.
Saat ini, bahan alam berupa jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai bawahan rok untuk para perempuan. Rok tersebut dibuat dengan mengambil serat-serat tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan 2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek.
Untuk menguatkan ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir sedemikian rupa. Biasanya motif ukiran tersebut tidaklah rumit, yaitu motif kotak dengan susunan yang geometris.
34. Pakaian Adat Papua
Dalam
pemenuhan kebutuhan sandang, hubungan erat antara masyarakat Papua dan
alam dapat dilihat dari pakaian adat tradisional yang biasa dikenakan.
Pakaian adat Papua dan aksesorisnya secara keseluruhan terbuat dari 100%
bahan alami dengan cara pembuatan yang sangat sederhana. Pakaian
tersebut bernama koteka dan rok rumbai.
Koteka adalah sebuah penutup kemaluan sekaligus pakaian adat laki-laki Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut ke bagian depannya. Koteka dibuat dari bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya (biji dan daging buah) dibuang.
Itulah kumpulan gambar pakaian Adat Indonesia Lengkap 34 Pprovinsi yang melengkapi keanekaregaman budaya bangsa Indonesia.
Koteka adalah sebuah penutup kemaluan sekaligus pakaian adat laki-laki Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut ke bagian depannya. Koteka dibuat dari bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya (biji dan daging buah) dibuang.
Itulah kumpulan gambar pakaian Adat Indonesia Lengkap 34 Pprovinsi yang melengkapi keanekaregaman budaya bangsa Indonesia.
4.
Keanekaragaman Agama di Indonesia
Agama
adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar
manusia dan lingkungannya
Kata
“agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan
kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Enam
agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen
(Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara
terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid
mencabut larangan tersebut. Ada
juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun
jumlahnya termasuk sedikit.
Menurut
Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969
tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal
demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar
penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan
Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain
tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban
mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.
Sebenarnya
tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak
resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat
Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama
pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat
Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena
dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang
Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain
itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan
keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.
Berikut
penjelasan Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia
1. Agama Islam
Nama
Kitab Suci : Al Qur'an
Nama
Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan
: Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Masjid
Hari
Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah,
Isra’ Mi’raj
2.
Agama Kristen Protestan
Nama
Kitab Suci : Alkitab
Nama
Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan
: Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Gereja
Hari
Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
3. Agama
Katolik
Nama
Kitab Suci : Alkitab
Nama
Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan
: Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Gereja
Hari
Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
4. Agama
Hindu
Nama
Kitab Suci : Weda
Nama
Pembawa : –
Permulaan
: Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Pura
Hari
Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
5.
Agama Buddha
Nama
Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama
Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan
: Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Vihara
Hari
Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
6.
Agama Kong Hu Cu
Nama
Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama
Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan
: Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari
Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
4. Keanekaragaman Ras
di Indonesia
Beberapa
ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai pengertian ras, namun secara umum ras
dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-ciri fisik
yang sama. Manusia yang satu memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya
karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk
rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan
ciri fisil yang lain.
Masyarakat
indonesia memiliki keberagaman ras disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke
wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti ras
malayan-mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa,
bali,. Yang kedua adalah ras malanesoid yang tersebar di daerah Papua, NTT dan
maluku. Ketiga ras Kaukosoid yaitu orang India, timur Tengah, Australia, Eropa
dan Amerika. Terakhir yaitu ras Asiatic mongoloid seperti orang Tionghoa, korea
dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia, namun
terkadang mendiami wilayah tertentu.
Tuhan
menciptakan manusia beraneka ragam bentuk fisik, warna kulit,
bahasa, dan budayanya. Jika perbedaan itu disikapi dengan positif
maka akan bermanfaat sekali karena tiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan
dan kekurangan. Ada yang memiliki keramahan, ketegasan, jiwa dagang dan
lain-lain yang jika dikolaborasikan akan bermanfaat untuk menciptakan
kesejahteraan semua kelompok masyarakat.
4. Keanekaragaman Golongan
di Indonesia
Keanekaragaman
golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan
suatu gejala yang selalu ada dalam setiap kehidupan manusia dan kedudukannya
sangat penting. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa sejak kamu lahir sampai
meninggal dunia menjadi anggota kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak
lahir kamu menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW, kelurahan,
desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan negara. Meningkat remaja – dewasa kamu
juga akan menjadi anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi
kelompok teman bermain, organisasi sekolah, organisasi bidang sosial, ekonomi,
politik seni dan seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat
dengan kelompok dan hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari
suatu kelompok (menyendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain). Oleh karena
itu para ahli sosiologi memandang kelompok atau golongan itu merupakan unsur
yang sangat penting dalam masyarakat dan tidak mungkin masyarakat tanpa ada
kelompok sosial di dalamnya.
Para
sosiolog banyak mendefinisikan dengan istilah kelompok sosial. Menurut Merton terjadap
dua jenis kelompok social, yakni kelompok dan kolektivitas. Kelompok merupakan sekelompok
orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan
sedangkan kolektivitas merupakan orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas
karena berbagai nilai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral
untuk menjalankan harapan peranan. Konsep lain yang diajukan Merton ialah
konsep kategori sosial.
Sedangkan
Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis, dan kelompok yang
didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang
menandai masyarakat yang sedarhana, sedangkan solidaritas organis merupakan
bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah mengenal
pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.
Geertz
yang mengamati kehidupan masyarakat Jawa, membedakan golongan atau kelompok manusia antara kaum
abangan, santri dan priyayi. Menurut Geertz pembagian masyarakat yang ditelitinya
ke dalam tiga tipe budaya ini didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara
mereka. Sedangkan menurut Weber yang mengamati kehidupan masyarakat modern, istilah
golongan atau kelompok terlihat pada sistem jabatan yang dinamakannya
birokrasi.
Dalam
kajian sosial, adanya perbedaan golongan atau kelompok juga diakibatkan adanya
status dan peranan social. Status atau kedudukan biasanya didefinisikan sebagai
suatu peringkat atau posisi seorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Peran adalah perilaku yang
diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status (Horton, 1993). Setiap
orang mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang
sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua
aspek dari gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban; peran
adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.
Keanekaragaman
golongan atau kelompok dalam masyarakat harus dijadikan potensi untuk
mempersatukan bangsa, karena pada prinsipnya antara golongan yang satu dengan
golongan lainnya saling membutuhkan. Dalam perusahaan misalnya golongan atas
(atasan) akan membutuhkan golongan bawah (bawahan atau karyawan). Begitu pula
dalam pemerintahan, pejabat pemerintah membutuh rakyat.
B. Arti Penting
Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka
Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan
kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai
suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia,
memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air
Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas
bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Semboyan
‘Bhinneka Tunggal Ika’ merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan
persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri
atas berbagai suku dan beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa
indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa indonesia dan
tanah air Indonesia
1) Menghormati Suka
Bangsa di Indonesia
Kita
sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang
bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat
menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa
Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan
rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan
bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita,
seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan
bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti
halnya dalam sebuah keluarga.
b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong
menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan
dengan melalui musyawarah.
d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sikap
dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan.
Untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan
pertukaran kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan adanya kegiatan
pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa
Indonesia, antara lain:
a.
dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa
b.
dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
c.
dapat mengurangi prasangka antar suku
d.
dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa
2) Menghormati Budaya
di Indonesia
Keanekaragaman
budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan
modal utama untuk mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah
puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada di wilayah Indonesia. Kebudayaan
daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional harus memenuhi syarat-syarat,
seperti:
1.
menunjukkan
ciri atau identitas bangsa
2.
berkualitas
tinggi sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan pantas
dan tepat diangkat sebagai budaya nasional.
Kebudayaan
dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam suatu
masyarakat dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui belajar. Jika kita
telusuri, kebudayaan itu meliputi adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa,
kesenian, alat-alat, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam
arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian atau adat istiadat saja.
Kebudayaan
daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu
daerah. Pada umumnya, kebudayaan daerah merupakan budaya asli dan telah lama
ada serta diwariskan turun-temurun kepada generasi berikutnya. Kebudayaan kita
sekarang ini merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa
lampau.
Kebudayaan
nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua
bangsa kita, sehingga menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan
pada saat kegiatan tingkat nasional, seperti perayaan peringatan kemerdekaan 17
Agustus, peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan kantor pemerintah atau
swasta. Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya
keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk kebudayaan itu merupakan
warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman
budaya. Kita juga harus melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan
budaya yang ada sekarang ini
Bagaimana
cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati
keanekaragaman budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.
1. Menghormati
kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
2.
Tidak
menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.
3.
Mau
menonton seni pertunjukan tradisional.
4.
Mau
belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari,
seni musik, dan seni pertunjukan.
5.
Bangga
dengan hasil kebudayaan dalam negeri
Sikap
saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal
tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar.
Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran yang tingi
tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio,
TV, surat kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan
3) Menghormati Agama
yang ada di Indonesia
Sejak
seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang
kita anut. Dalam kehidupan berbangsa, kita mengetahui keberagaman dalam agama.
Agama tersebut tidak mengajarkan untuk memaksakan kepercayaan kita kepada orang
lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama dan keyakinan orang lain,
dengan begitu tidak akan ada pertengkaran. Seperti semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
4) Menghormati Ras
yang ada di Indonesia
Masyarakat
Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke
wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, letak dan kondisi geografis
wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain
ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua,
Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketiga ras Asiatic Mongoloid seperti orang
Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tinggal menyebar di seluruh Indonesia,
namun terkadang mendiami daerah tertentu. Terakhir adalah ras Kaukasoid yaitu
orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Masyarakat
Indonesia terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berdasarkan
sensus penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 119.630.913 dan
perempuan sebanyak 118.010413 Jumlah penduduk ini dari tahun ke tahun semakin
meningkat, sehingga diprediksi penduduk Indonesia akan bertambah pesat pada
tahun-tahun berikutnya, hal ini disebabkan oleh perumbuhan penduduk Indonesia
setiap tahun sekitar 1.49%. Suatu jumlah yang besar dan dapat menimbulkan
persoalan di kemudian hari. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengurangi
pertumbuhan penduduk Indonesia. Ayo apa yang dapat dilakukan oleh kalian untuk
memperlambat pertumbuhan penduduk Indonesia?
Sering
kali kita menjumpai seseorang memperlakukan orang lain secara berbeda karena
perbedaan jenis kelamin. Misalkan saat tugas piket kelas, maka anak laki-laki
mengangkat meja dan perempuan menyapu. Kemudian yang menjadi sekretaris dan bendahara
kelas adalah anak perempuan. Keadaan inilah yang dinamakan gender, yang dapat
diartikan sebagai perilaku atau sikap yang disebabkan perbedaan jenis kelamin.
Perilaku dan sikap ini bukan karena jenis kelamin seseorang sehingga dia
menjadi ketua kelas. Namun disebabkan oleh pandangan atau pendapat dalam
masyarakat yang memberikan tugas-tugas tertentu berdasarkan jenis kelamin.
Oleh
karena hanya pandangan atau pendapat masyarakat, maka mengakibatkan perbedaan
gender antar masyarakat. Coba kalian perhatikan dalam suku bangsa di Indonesia
ada yang mengikuti garis keturunan ibu atau bapak. Seperti dalam masyarakat
tertentu, nama marga mengikuti marga ayah, karena mengikuti garis keturunan
laki-laki (patrilineal). Sedangkan masyarakat yang lain lebih mengutamakan anak
perempuan dari pada laki-laki dalam kedudukan di keluarga.
Bagaimana
kita bisa bersikap menghormati keragaman ras yang ada di tanah air? Kita bisa
mengembangkan sikap berikut ini.
1.
Menerima
ras orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di
masyarakat, kita jangan membedakan antara ras yang satu dengan yang
lainnya
2.
Tidak
menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan ras orang lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan
dengan harkat dan martabat yang sama.
5) Menghormati Golongan
yang ada di Indonesia
Bagaimana
kita bisa bersikap menghormati golongan atau kelompok lain yang ada di tanah
air? Sama halnya dengan sikap kita dalam menghormati keraghaman ras. Berikut
beberapa sikap yang di kembangan dalam menghormati kelompok atau golongan yang
lain.
1.
Menerima
golongan atau orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di
masyarakat, kita jangan membedakan antara golongan yang satu dengan golongan dengan
yang lainnya
2.
Tidak
menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan golongan atau kelompok yang lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan
dengan harkat dan martabat yang sama.
6) Bhinneka Tunggal
Ika Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Realitas
suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman suku bangsa, budaya,
agama ras dan golongan mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme.
Dalam asas multikulturalisme ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal,
tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda. Multikluturalisme
menekankan prinsip nilai-nilai kebersamaan di antara keragaman suku bangsa, budaya,
agama ras dan golongan tersebut. Semua suku bangsa, budaya, agama ras dan
golongan pada prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam
konteks duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Asas itu
pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian dirumuskan dalam
semboyan yaitu “bhineka tunggal ika”.
Bhinneka
Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan
kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai
suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia,
memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air
Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas
bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Realitas
historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara keragaman suku
bangsa, budaya, agama ras dan golongan yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu
dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai akar bahasa persatuan yang kemudian
berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan kesadaran yang tinggi semua
komponen bangsa menyepakati sebuah konsensus bersama untuk menjadikan bahasa
Melayu sebagai bahasa persatuan yang dapat mengatasi sekaligus menjembatani
jalinan antarkomponen bangsa.
Adat
istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh
suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan
suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah,
persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Untuk
dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan
kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan
terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut
adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan
berbagai suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan
bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita,
seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan
bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam
pandangan Koentjaraningrat (1993:5) Indonesia dapat disebut sebagai negara
plural terlengkap di dunia di samping negara Amerika. Di Amerika dikenal
semboyan et pluribus unum, yang mirip dengan bhineka tunggal ika,
yang berarti banyak namun hakikatnya satu.
Semboyan
Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat penting ditengah beragamnya adat dan
budaya Indonesia. Menjadi barang percuma, apabila semboyan penuh makna tersebut
hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias dinding. Bhineka Tunggal Ika
bermakna berbeda beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti
berhasil menyatukan bangsa dengan sejuta suku, bangsa yang kaya akan ideologi,
menjadi sebuah bangsa yang utuh dan merdeka.
Bhinneka
Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar
memahami maknanya. Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang
lain yakni:
1. Dasar Negara Pancasila
2.
Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4.
Lambang Negara Burung Garuda
5.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6.
Lagu-lagu perjuangan
Masih
banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan
kesatuan bangsa tetap terjaga. Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan
dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman
harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2.
Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3.
Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4.
Pembangunan berjalan lancar
C. Perilaku Toleran
terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan antar golongan
Indonesia,
negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
Penduduk Indonesia termasuk bersifat heterogen dan memiliki suku, ras dan budaya
yang beraneka ragam. Keberagaman suku, budaya, agama, rasa dan golongan di
Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah
penduduk yang mencapai sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia
tersebar di masing-masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya sendiri.
Warisan agama dan budaya yang berkembang di Indonesia, berasal dari berbagai
macam etnis, suku, dan bahasa di daerah-daerah yang menyebar di tanah
nusantara.
Keberagaman
suku, agama, ras, dan antar golongan ini
antara lain dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan
internasional. Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa
lain, maka para pedagang asing datang ke Indonesia. Selain melakukan kegiatan
berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan kepercayaan yang mereka
yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa oleh bangsa India yang sudah lama
berdagang dengan Indonesia, kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn
ajaran Islam. . Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan
Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya masyarakat sudah mengenal
kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat
Indonesia menerima budaya lain
Keanekaragaman
suku, agama, ras, dan antar golongan jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi
hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa
Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan persatuan dan kesatuan
dalam Negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
Di samping itu, dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, rasa, agama dan golongan yang ada Indonesia, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Untuk
menciptakan suatu integrasi dalam masyarakat yang memiliki tingkat
keanekaragamaan kelompok sosial yang tinggi diperlukan dengan sikap pengorbanan
sikap toleransi yang besar dan upaya yang kuat untuk melawan prasangka dan
diskriminasi. Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan
menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain.
Adapun
sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam
keragaman antara lain:
1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan
paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai
kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
4. Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah
atau suku masing-masing.
Dengan
adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi
dan rasa tolong menolong serta nasionalisme kita. Kita mesti bangga, memiliki suku
bangsa, budaya, agama ras dan golongan yang beragam. Keragaman suku bangsa, budaya,
agama ras dan golongan merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Sebagai
contoh bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. Bahkan
kita pun sempat kecolongan, budaya asli daerah kita diklaim atau diakui sebagai
budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra daerah pun juga banyak yang diklaim
oleh bangsa lain.
UJI KOMPETENSI
Setelah kamu membaca
Penjelasan tentang Keanekaragaman Bangsa Indonesia di atas, silahkan jawab
pertanyaan atau tugas yang ada di bawah ini.
1. Jelaskan penyebab timbulnya keanekaragaman di
indonesia!
2. Berikan contoh keanekaragaman suku bangsa
di indonesia!
3. Berikan contoh keanekaragaman budaya di
Indonesia!
4. Berikan contoh keanekaragaman agama di
indonesia!
5. Berikan contoh keanekaragaman golongan yang
ada di indonesia!
6. Buat artikel keanekaragaman budaya indonesia!
7. Buatkan puisi/pantun tentang Indah persatuan
dalam keanekaragaman!
8.
Buat sebuah rencana untuk menghargai keanekaragaman dan mengutamakan persatuan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar