الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
إِنَّ
اَلْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ,
وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا,
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ
لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى هذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ,
أَمِّا بَعْدُ: فَياَ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمينَ رَحِمَكُمُ اللهُ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَا بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ,
وَقَالَ الله تَعَالَى:
{
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً
سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً }
Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Wa lillahil hamd!
Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah!
Di pagi hari ini kita merasakan kegembiraan yang luar biasa, tapi juga
ada perasaan sedih yang sangat mendalam. Gembira, karena kita berada
dalam suasana hari Raya Idul Fitri. Tapi juga sedih, karena ditinggal
bulan Ramadhan pergi.
Kita merasakan betapa Ramadhan cepat
berlalu. Kenangan yang begitu sangat indah cepat sekali berakhir. Kita
tak menyangka Ramadhan berlalu secepat ini.
Kita sekarang baru
sadar bahwa kita belum begitu banyak beribadah di bulan Ramadhan ini.
Banyak amalan dan waktu yang kita sia-siakan. Kebanyakan kita
bersemangat di awal lalu melemah di akhir. Kita lebih banyak
mempersiapkan makan dan minuman, dari pada beribadah. Kini kita sadar
bahwa Ramadhan telah pergi, dan tak mungkin mau diminta kembali lagi.
Kecuali, tahun yang akan datang. Sementara kita belum tentu masih hidup.
Ma’asyiral
Muslimin, rahimakumullah. Meskipun kita belum tentu bertemu lagi dengan
bulan Ramadhan, yang pasti sekarang masih ada waktu. Allah mengarahkan
ketika kita sudah menyelesaikan suatu urusan maka kita harus segera
mengerjakan urusan lain.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
“Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu, hendaknya
kamu berharap.” (Asy-Syarh: 7-8).
Mari kita mohon ampun kepada
Allah atas segala kekurangan, kesalahan dan kekhilafan. Sedang ibadah
dan kebajikan yang sudah kita lakukan dengan baik hendaknya tetap kita
lakukan. Kita jaga nilai-nilainya sehingga mewarnai kehidupan kita
bersama. Jangan sampai terjadi, semuanya berakhir bersamaan dengan
berakhirnya bulan Ramadhan.
Allah memerintahkan kepada kita semua, orang-orang yang beriman, agar memeluk Islam itu secara kaaffah.
Totalitas. Tetap beribadah kepada-Nya secara utuh dalam semua waktu dan
keadaan. Allah membenci orang yang beragama setengah-setengah. Beragama
secara parsialilitas itu adalah salah satu dari cara Syetan menyesatkan
kita. Allah Swt. berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
﴿٢٠٨﴾
Wahai orang-orang yang beriman, masuk Islamlah kamu
secara kaaffah (totalitas), dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah:
208)
Beragama Islam secara kaffah (totalitas) paling tidak mencakup empat hal. Pertama, kaaffah dalam pengertian keseluruhan ajaran Islam.
Islam adalah pedoman hidup yang lengkap dan sempurna. Allah berikan
kepada kita untuk mengatur keseluruhan aspek kehidupan. Oleh karena itu,
maka kita harus menerima dan mengamalkan seluruh ajaran Islam. Tidak
boleh kita ambil setengah-setengah. Salah satu ajarannya kita amalkan,
sementara ajarannya yang lain kita buang.
Banyak orang yang ketika
shalat menggunakan tata aturan Islam, tapi sayang ketika berjual beli
tidak mau diatur Islam. Ada juga yang saat berpuasa konsisten dengan
tata aturan Islam; tidak makan, tidak minum dan tidak berdusta, tapi
saat berpolitik tak mau berpegang teguh dengan ajaran Islam sehingga
bermain culas, lalu korupsi dan suka berbohong. Banyak yang punya
anggapan ini masalah politik, bukan masalah agama. Seakan-akan kalau
berpolitik lalu boleh berdusta dan culas. Padahal Islam sesungguhnya
sebagaimana mengatur tentang shalat dan puasa juga mengatur tentang
dagang dan mengatur urusan negara. Islam sebagaimana mengatur tentang
keimanan dan ibadah, juga mengatur tentang hukum dan tata cara
berbusana. Pendek kata, Islam itu mengatur manusia dari bangun tidur
hingga tidur lagi bahkan saat tidur. Mengatur manusia dari lahir hingga
menguburnya saat mati. Islam mengatur mulai dari masuk kamar mandi
hingga mengatur bangsa dan negara bahkan dunia.
Kita sudah lama
dicekoki dengan ajaran sesat sekularisme, yang memisahkan antara urusan
dunia dan akhirat, yang memisahkan antara urusan negara dan agama.
Perlu
ditegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Allah adalah agar kita
jadikan pedoman hidup. Kita amalkan semua ajarannya. Bukan sekadar kita
baca untuk mencari pahala, sementara tata aturannya kita tinggalkan.
Kita ambil mana yang kita suka dan kita buang mana yang kita tak suka.
Sungguh, Allah mengecam berat terhadap orang-orang yang beragama secara parsial.
ثُمَّ
أَنتُمْ هَٰؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا
مِّنكُم مِّن دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِم بِالْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ وَإِن يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ
عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ ۚ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ
وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَاءُ مَن يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمْ
إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ
يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
تَعْمَلُونَ ﴿٨٥﴾
“Apakah kamu beriman kepada sebagian isi Al Kitab
dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang
yang berbuat demikian dari kamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan
dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah:
85).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Kalau hari ini kita
merasakan kehinaan, krisis dan bencana yang menimpa kita umat Islam,
maka harus segera kita sadari karena kita tidak mengamalkan ajaran Islam
secara totalitas.
Bangsa Indonesia, negara kita yang tercinta
ini, merdeka dari penjajahan portugis, Belanda, Jepang, dll adalah jelas
berkat rahmat Allah yang maha kuasa. Tapi sungguh sangat miris, tak
lama setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, hingga dengan saat
ini, hukum penjajah yang masih kita pegang teguh untuk mengatur negara
ini, sementara hukum dan tata aturan Allah kita jauhkan.
Marilah
kita segera sadar, kalau ingin selamat dunia akhirat, dan menjadi bangsa
dan negara yang kuat, maju, adil dan makmur, tak ada pilihan lain
kecuali harus mengamalkan ajaran Islam secara lengkap dan totalitas,
dalam seluruh lini kehidupan. Allah berfirman:
صِبْغَةَ اللَّهِ ۖ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً ۖ وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ ﴿١٣٨﴾
“Pegang
teguhlah Shibghah (tata aturan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik
shibghah (tata aturan) nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami
menyembah.” (Al-Baqarah: 138)
Ma’asyiral Muslimiin rahimakumullah.
Yang kedua, kaaffah (totalitas) dalam pengertian tempat.
Artinya, kita harus mengamalkan ajaran Islam di mana pun kita berada.
Karena Islam diturunkan oleh Allah untuk semua manusia di seluruh kolong
jagat ini.
Ada yang punya pandangan bahwa Indonesia bukan Arab,
maka tak bisa diatur dengan Islam. “Beda dengan Arab,” kata mereka. Ini
adalah pandangan yang sangat keliru. Bumi Arab adalah Allah penciptanya,
dan bumi Indonesia adalah sama, Allah penciptanya. Dan, memang bumi ini
secara keseluruhan di mana saja adalah Allah Penciptanya. Maka siapa
saja yang tak mau diatur oleh Islam yang diturunkan oleh Allah hendaknya
tidak berada di bumi yang diciptakan oleh Allah. Di mana bumi dipijak,
di sana langit harus dijunjung. Di bumi mana pun kita berada, hendaknya
hukum langit kita patuhi. Adat bersandi Syara’, Syara’ bersandi
Kitabullah. Allah berfirman:
يَا
مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ
أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا ۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا
بِسُلْطَانٍ ﴿٣٣﴾
“Hai kaum jin dan manusia, jika kamu bisa
menembus (keluar) dari penjuru langit dan bumi, maka keluarlah. Kamu
tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman: 33).
Ada
juga di antara kita yang saat berada di kota Madinah atau Mekah tunduk
dan patuh kepada aturan Islam, rajin ke masjid, berdoa dan menangis
beristighfar dan bertaubat, tapi sayang tidak lagi seperti itu bila
sudah pulang ke kampung halaman. Ini berarti tidak kaaffah secara
tempat. Apakah kita mengira Allah itu ada hanya di Mekah dan Madinah,
dan tidak ada Allah bila sudah di Bengkulu atau di Jakarta?!
Oleh
karena itu, jangan sampai dibiarkan bila ada yang mempunyai pemikiran
menjadikan Enggano, Pulau Baai atau tempat-tempat lainnya sebagai tempat
kemaksiatan.
Perlu kita sadari, sebagai orang beriman, bahwa
Allah melihat kita di mana saja kita berada. Di Arab dilihat Allah, maka
di Amerika, Eropa, Mesir, Cina, Indonesia dan di mana saja juga sama
dilihat Allah. Tidak ada tempat di muka bumi ini, sejengkal pun, yang
manusia boleh seenaknya berbuat dosa.
Allahu akbar3x walillahimhamd.
Yang ketiga, kaaffah (totalitas) dalam pengertian keseluruhan waktu. Artinya,
kita harus berislam, tunduk dan patuh kepada Allah kapan saja. Pagi
maupun sore. Siang atau malam. Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at
dan Sabtu.
Ada di antara kita ke Masjid kalau hari Jum’at saja.
Padahal kita dipanggil oleh Allah lima kali dalam setiap hari. Bahkan
ada yang hanya ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri saja. Termasuk banyak di
antara kita yang rajin ibadah hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah
bulan Ramadhan, selesai semuanya. Banyak artis dan penyiar TV memakai
jilbab, tapi setelah Ramadhan dibuka kembali. Seakan-akan Allah hanya
ada di bulan Ramadhan dan tak ada lagi di bulan-bulan yang lainnya. Ini
berarti tidak kaaffah.
Yang keempat, kaaffah dalam pengertian keseluruhan keadaan.
Artinya, kita harus berislam, tunduk dan patuh kepada Allah baik dalam
kondisi gembira atau susah, lapang atau sempit, sehat atau sakit, suka
atau duka.
Ada orang yang ketika sehat rajin shalat, tapi ketika
sakit tidak lagi. Atau sebaliknya, ketika sakit rajin shalat dan
berdzikir serta berdoa, tapi ketika sehat lupa kepada Allah. Ketika
miskin rajin ke Masjid, tapi ketika sudah kaya dan jadi pejabat tak lagi
ke masjid.
Allah berfirman:
وَمِنَ
النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ
اطْمَأَنَّ بِهِ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِ
خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
﴿١١﴾
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan
berada di pinggiran. Maka jika ia memperoleh kebaikan (kesenangan)
tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana
(yang tidak menyenangkan) berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di
dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”
(Al-Hajj: 11)
Nabi bersabda:
تَعَرَّفْ إِلى اللهِ فيِ الرَّخاءِ يَعْرِفْكَ فيِ الشِّدَةِ
“Ingatlah kamu saat senang, niscaya Allah mengingatmu saat susah.” (Hr. Thabrani)
Ma’asyiral Muslimiin rahimakumullah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaaffah (totalitas),”
Kita
dipanggil agar ketika kita telah menyatakan diri sebagai orang yang
beriman maka kita harus benar-benar menerima dan mengamalkan keseluruhan
dari ajaran Islam di mana pun, kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
Selanjutnya kita pun diingatkan:
كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾
“Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnhya Syetan itu musuh yang nyata bagi kamu.”
Syetan
itu sangat licik, dan memiliki seribu satu cara untuk menyesatkan
manusia. Syetan itu menyesatkan, tapi bisa datang dengan seakan-akan
memberi nasihat (al-A’raf: 21). Syetan juga biasa mengubah nama sesuatu
yang buruk dengan nama yang baik. Pohon larangan yang dilarang oleh
Allah, dinamakan oleh Iblis sebagai syajarah khuldi yang berarti
pohon keabadian (Thaha: 120, Al-A’raf: 20). Syetan juga bisa menyulap
sesuatu yang buruk tampak baik dan yang baik tampak buruk, yang
diperintah terasa berat dan yang dilarang terasa ringan. (Al-Hijr: 39).
Di
samping itu syetan akan menggoda manusia dari seluruh penjuru. Dari
depan, dari belakang, samping kanan dan kiri. (Al-A’raf: 17).Syetan itu adalah musuh yang sangat nyata bagi kita. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿٦﴾
“Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongan (partai) nya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Faathir: 6)
Mari kita jadikan Syetan sebagai musuh kita bersama.
Syetan
pun mempunyai partai, maka hendaknya kita semua berhati-hati. Syetan
itu selalu kampanye setiap hari bahkan setiap detik. Tidak hanya lima
tahun sekali. Dan, kini Syetan-Syetan itu pun telah dilepas kembali
setelah diikat selama bulan Ramadhan.
Mari kita buktikan, bahwa
kita bisa mengalahkan syetan bukan hanya saat syetan diikat, yaitu di
bulan Ramadhan. Kita harus juga bisa mengalahkan syetan meski telah
dilepas yaitu di luar bulan Ramadhan. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٠٢﴾
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
takwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan (benar-benar) beragama Islam.” (Ali Imran: 102)
Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd.
Mari
kita bershalawat buat Nabi Muhammad. Semoga shalawat dan salam selalu
dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga beliau, sahabat beliau dan umat
beliau yang setia hingga akhir zaman.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمينَ وَالْمُسْلِماتِ اَلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
Ya
Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan
saudara-saudara kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun
yang sudah wafat. Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya
kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya kepada-Mu, kami menuju dan
tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut
azab-Mu, karena azab-Mu sangat pedih.
Ya Allah, jagalah kami
dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan Islam
dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur.
Jagalah kami dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan
cabut nyawa kecuali kami dalam kondisi beragama Islam.
Ya Allah,
Engkau yang menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang
menenggelamkan dunia, Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari
kobaran api menyala, Engkau yang menyelamatkan Isa dari salib kaum
durjana, Engkau yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan,
Engkau yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi
pendusta, munafik pengkhianat, pasukan Ahzab angkara murka. Ya Allah,
hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan Agama-Mu, yang menghina
Kitab-Mu, Yang mempermainkan Syariat-Mu. Baik yang ada di Mesir, di
Suriah, di negeri-negeri Arab, maupun yang ada di sini, di timur dan
Barat.
Ya Allah persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk
mengamalkan dan menegakkan Agama-Mu. Dan, karuniakanlah kepada kamu
keberkahan dari langit dan bumi.
Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin…3X
Ya
Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah,
lindungi kami, masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan
godaan Syetan. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini.
Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan bulan
Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat ‘Idul Fitri kembali. Ya Allah,
jangan biarkan orang-orang yang sengaja merusak kesucian ‘Idul Fitri
dengan pesta dosa dan kemaksiatan. Yang membuat masyarakat kami rusak
dan anak-anak kami hancur. Ya Allah, jauhkan mereka dari kami.
Ya
Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan
musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para
fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit. Tolong dan lindungi mereka yang
ditimpa musibah. Baik yang di Aceh, di Jawa, di Sulawesi, di Mesir, di
Palestina, di Suriah, di Eropa dan di mana pun mereka berada.
Anugerahkan kebahagiaan kepada mereka. Siramilah mereka dengan rizki
yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu
berdaya membantu dan menyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya
Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu,
pertemukanlah di jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan
dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia demi membela syariat-Mu. Ya
Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman dan
bertaqwa.
Ya Allah, lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami
penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan kafir. Anugerahkan kepada kami
pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur dan amanah, yang
menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, menerapkan
Syariat-Mu, dan membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau
ridhai.
Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga
kami, daerah kami, negeri kami, dan umat kami dari badai krisis, fitnah,
bencana, dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan tetapkan hati kami di atas agama-Mu.
Ya
Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami
dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan
jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah,
limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya.
Aamiin..Aamiin ya Rabbal ‘alamin…
رَبَّنَا
آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ, وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين,
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى
الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar