الحمد لله الذى
أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا
وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك
له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية
قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما
كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم
مسلمون.
Alhamdulillah, hari Jum’at ini kita masih diberi kemampuan oleh Allah
Yang Mang Maha Kuasa untuk menjalankan salah satu perintahnya
melaksanakan jama’ah shalat Jum’ah. Rasanya Jum’at ini adalah hari
istimewa karena merupakan Jum’at di bulan Robi’ul Awwal. Bulan kelahiran
manusia paling mulia di jagad raya. Bulan maulidur rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam.
Begitu mulianya Rasulullah saw, sehingga sebagian ulama menganggap
malam kelahirannya tidak kalah mulianya dibandingkan dengan malam Laylatul Qadar. Karena adanya malam Laylatul Qadar
(sebagai malam diturunkannya al-Qur’an) disebabkan adanya kelahiran
Rasulullah saw sebagai penerima wahyu al-Qur’an. Rasul yang dipercaya
mengemban dan menyampaikan al-Qur’an kepada umat manusia di maya pada.
Demikian mulianya Rasulullah saw hingga dalam Hadits Qudsi diungkapkan:
قال الله تعالى لأدم لولا محمد ماخلقتك
Allah swt berkata kepada Nabi Adam as. Jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan engkau wahai Adam. Dalam riwayat lain dikatakan “jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan alam semesta ini”.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Akan tetapi sangat disayangkan bahwa bulan maulid ini malah terkesan
menjadi bulan saling menuduh dan membid’ahkan. Hanya karena berbeda
pendapat mengenai hukum peringatan maulid. Padahal tidak demikian
seharusnya. Di bulan kelahiran Rasulullah saw ini, umat Islam harus
sadar dan kembali merapatkan barisan, meningkatkan ketaqwaan dan
merealisasikannya dalam realita kehidupan. Sehingga menjadi nyata apa
yang di firmankan oleh Allah swt bahwa Dia mengutus Rasulullah saw
sebagai rahmat bagi semesta alam. wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin.
Rahmat yang sudah sepatutnya kita syukuri dengan cara memperbanyak
baca shalawat dan menyenangkan kaum fakir miskin dengan bersedekah.
Bahkan keberadaan rahmat itu mewajibkan kita selaku umat untuk
menyambutnya dengan gembira
Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan
itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik
dari pada apa yang merek kumpulkan. (Yunus: 58)
Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk
rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalam
ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat
al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat.
Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menerangkan bahwa rahmat itu tiada lain adalah Rasulullah saw.
Hal ini senada dengan kutipan Ibnu Abbas:
وأحرج أبو الشيخ عن
ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم :
قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)
Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan
rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad saw. Allah swt telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam) (al-Anbiya: 107)
Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw memang diciptakan oleh Allah
sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam
Surat Yunus di atas yang berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambut gembira atas rahmat tersebut.
Jama’ah yang Berbahagia
Demikian pentingnya merasa bergembira menyambut kelahiran Rasulullah
saw sehingga Imam Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid memberikan petunjuk cara merayakan maulid nabi yang benar:
أنَّ أصْلَ عَمَلِ
الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ
مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ
مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ
وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ
الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ
تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ
الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
"Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu
manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian
menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang.
Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah
hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan
derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi
Muhammad yang mulia. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 )
Hal pertama yang harus ada dalam perayaan, sebagai bukti
kegembiraan umat muslim atas kelahiran Rasulullah adalah membaca
al-Qur’an. karena al-Qur’an adalah mukjizat Rasulullah saw sekaligus
pedoman hidup bagi umat muslim.
Hal kedua yang tidak boleh terlewatkan adalah bercerita
tentang kisah Rasulullah saw yang penuh keteladanan. Teladan bagi
pemuda, bagi pedagang, bagi seorang suami, bagi seorang pemimpin dan
tidak juga bagi segenap umatnya.
Dan ketiga adalah Ibn Taimiyah sebagaimana dikutip Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki , yaitu:
يَقُوْلُ اِبْنُ
تَيْمِيَّة قَدْ يُثَابُ بَعْضُ النَّاسِ عَلَي فِعْلِ الْمَوْلِدِ
وَكَذَلِكَ مَا يُحْدِثُهُ بَعْض النَّاسِ إمَّا مُضَاهَاة لِلنَّصَارَى
فِى مِيْلاَدِ عِيْسَى عليه السلام وَإمَّا مَحَبَّةٌ لِلنَّبي صلي الله
عليه وسلم وَتَعْظِيْمًالَهُ وَالله قَدْ يُثِيْبُهُمْ عَلَى هَذِهِ
الْمَحَبَّةِ وَالاجْتِهَادِ لاَ عَلَى الْبِدَعِ.
Ibn Taimiyyah berkata, “orang-orang yang melaksanakan perayaan
Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula apa yang dilakukan oleh
sebagian orang. Adakalanya bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang
memperingati kelahiran Isa AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai
ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala
akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi
mereka, bukan atas bid’ah yang mereka lakukan.”(Manhajus Salaf fi Fahmin Nushush Bainan Nadzariyyat wat Tathbiq, h. 399)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Jika kita merasa gembira akan kedatangan rasulullah saw itu pertanda
kita mencintainya. Biasanya orang yang cinta akan selalu berharap
berjumpa dengan yang dicinta. Sebagaimana layaknya pemuda yang baru
merasa ‘gandrung’ dengan sang kekasih. Ingin selalu bertemu walaupun
hanya dalam mimpi.
Meskipun kegembiraan dan cinta adalah dua hal yang beruruan dengan
hati. namun cinta dan gembira itu dapat dibuktikan secara indrawi. Ada
beberapa rambu-rambu yang dapat digunakan sebagai alat penimbang
kecintaan kita kepada Rasulullah saw.
Pertama, siapa yang cinta Rasulullah saw dia pastilah orang
yang taat kepada Rasulullah saw. artinya orang itu pasti akan
menjalankan segala peraturan syariatnya.
فمن أحب أن ينال رؤية النبي عليه الصلاة والسلام فليحبه حبا شديدا وعلامة الحب الإطاعة فى سنته السنية
Barang siapa menginginkan dapat melihat Rasulullah saw, hendaklah
ia mencintai beliau dengan kecintaan yang menggebu. Adapun tanda cinta
kepada beliau adalah adalah mengikuti sunnahnya yang mulia.
Maka taat kepada ajaran Rasulullah saw. merupakan bukti nyata
kecintaan kita kepadanya. Dan ketika seorang hamba telah taat kepada
Rasulullah saw berarti ia telah taat kepada Allah swt:
من يطع الرسول فقد أطاع الله
Barang siapa yang menta’ati rasul, sesungguhnya ia telah taat kepada Allah swt.
Maka barang siapa yang mengaku cinta Rasulullah saw tetapi tidak menjalankan syariatnya berarti orang itu adalah pembohong
من ادعى حب النبي عليه الصلاة والسلام من غير التباع السنة فهو كذاب
Barang siapa mengaku cinta Rasulullah saw tetapi tidak mengikuti sunnahnya, bararti ia adalah pembohong.
Kedua, tanda para pecinta Rasulullah saw adalah seringnya membaca shalawat. Sebuah hadits Aisyah ra. menerangkan hal ini:
من أحب النبي عليه الصلاة والسلام أكثر من الصلاة عليه وثمرته الوصول الى شفاعته وصحبته فى الجنة
Barang siapa mencintai Rasulullah saw maka ia akan memperbanyak
baca shalawat kepadanya. Adapun buahnya adalah memperoleh syafa’at
beliau dan menyertainya di surge.
Selain berfungsi sebagai penanda cita shalawat kepada Rasulullah saw
juga merupakan tanaman yang buahnya adalah syafaat di surge.
Tanda ketiga, adalah barang siapa yang mencintai Rasulullah
saw pasti ia akan memperbanyak mengingat beliau. Mengingat berbagai
kisah hidupnya, mengingat kepahlawanannya dan mengingat
kebijaksanaannya. Dan tidak lupa meneladaninya
من أحب شيئا أكثر من ذكره
Barang siapa mencintai sesuatu pastilah ia akan banyak menyebutnya.
Para Hadirin Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
Akhirnya, cinta kita kepada Rasulullah saw sebenarnya dapat
dibuktikan dalam kehidupan keseharian. Apalagi dimusim penghujan dan
musim banjir seperti ini. Di mana banyak sekali keluarga dan saudara
seiman yang memerlukan bantuan kita. baik bantuan tenaga maupun bantuan
materiil.
Inilah saatnya membuktikan cinta kita kepada Rasulullah saw dengan
meneladani beliau sebagai penolong yang lemah. Yang selalu mendahulukan
kepentingan orang lain (umatnya) dari pada kepentingan pribadi atau
golongan. Marilah kita jadikan hujan di bulan maulid ini sebagai rahmat
bagi kita semua. Rahmat karena kita memiliki peluang untuk membuktikan
cinta kita dengan bersedekan dan beramal saleh kepada yang membutuhkan.
Dan bantuan itu benar-benar merupakan rahmat bagi mereka yang
membutuhkan.
.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ
ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar