الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امورالدنيا والدي;. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. اما بعد
فياعباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون, وقال الله تعالى فى القرأن العظيم وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ الله العلي العظيم
Dalam kesempatan khutbah ini, mari kita merenungkan kembali hal yang mungkin sudah sering kita dengar dan kita alami, tetapi dapat kita perdalam dengan lebih baik. Kita akan melihat bagaimana korelasi antara sikap sabar dengan kesuksesan hidup. Orang-orang yang sukses di dunia ini senantiasa menyisakan cerita unik tentang dinamika dan pasang surut perjuangan, jatuh bangun dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan. Tanpa jiwa yang kuat dan sabar maka tidaklah mungkin seseorang akan mencapai kesuksesan hidup.
Sabar merupakan harta mati bagi sebuah kesuksesan. Hampir tidak ada kesuksesan tanpa didahului perjuangan dan kesabaran, penuh disiplin, dan tidak mudah putus asa. Inilah hikmah dari petikan cerita surah al-Baqarah ayat 249 tentang Nabi Daud:
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّـهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو اللَّـهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَاللَّـهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
sabar.
Ayat tersebut terkait dengan pengalaman Nabi Daud saw ketika memimpin pasukan kecilnya melawan tentara Jalut yang jumlahnya jauh lebih besar. Dan Nabi Daud berhasil memenangkan peperangan ini karena kesabaran, keuletan dan kedisiplinan.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dalam deretan Asmaul Husna, As-Shabur (Yang Maha Penyabar) adalah salah satu nama dari asma-Nya. Menurut Imam al-Ghazali, nama Tuhan ini mengandung pengertian bahwa Allah tidak tergesa-gesa menghukum para pelaku dosa. Kesabaran-Nya terhadap para pelaku perbuatan dosa dengan tujuan memberikan waktu agar insyaf, dan kembali menemukan jalan yang diridhai-Nya.
Dengan kata lain, sabar merupakan sifat Allah subhanahu wa ta’ala. Sabar mencerminkan sifat ke-Tuhanan-an yang sangat mulia. Bahkan dalam tingkatan tindakan keimanan sabar menempati posisi paling tinggi, tentunya dengan pahala yang tak terhingga. Seperti yang tercantum dalam surat az-Zumar ayat 10:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Jama’ah Jum’at yang di rahimati Allah...
Sabar selalu diidentikkan dengan musibah. Artinya sabar seolah hanya ada ketika manusia dihadapkan dengan musibah. Padahal tidak begitu adanya. Karena sesungguhnya bersabar jauh lebih berat ketika diterapkan dalam kondisi kehidupan yang normal dan bahagia. Memang berat seorang yang hidup miskin untuk bersabar dengan kondisi yang dialaminya dan tetap ingat dan berterimakasih dengan rahmat-Nya. Akan tetapi lebih berat lagi ketika seorang yang berkedudukan, seorang pejabat, harus bersabar tetap berada dalam jalan yang diridhai-Nya, sedangkan disekililingnya bergelimangan harta dan kekuasaan yang tak putus-putusnya mengajak menuju kebejatan dan kesesatan.
Bersabar memang pahit awalnya, akan tetapi manis akhirnya. Allah swt memerintahkan sabar dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi maupun yang disenangi. Begitu mulianya sebuah kesabaran sehingga Allah swt menghimbau kepada orang beriman agar menjadikan kesabaran sebagai pegangan, sebagai penolong seperti yang dituntunkan dalam al-qur’an surat al-Baqarah ayat 153;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Jama’ah Jum’at rahimakumullah...
Bila dicermati dengan seksama maka ayat di atas, bila dilihat cara penyebutan kata sabar mendahului kata sholat, menggambarkan bahwa kedudukan sabar tidaklah kalah penting dengan sholat. Ini dikarenakan segala sesuatu memang memerlukan kesabaran. Hingga masalah yang paling pentingpun yaitu sholat tidak ketinggalan.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa sabar bukanlah berserah diri. Pasif menerima apa adanya. Namun, sabar harus disertai dengan usaha menuju kepada yang lebih baik.
Sebagai penutup, marilah kita saling berwasiat akan pentingnya kesabaran sebagai kunci menuju sukses. Kesabaran yang aktif dan dinamis, bukan kesabaran yang pasif dan stagnan.
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar