Kamis, 11 September 2025

KHUTBAH JUM'AT BULAN RAJAB

KHUTBAH JUM’AT BULAN RAJAB

الْحَمْدَ لِلّٰهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ. يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita, hingga saat ini kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara kehidupan dan menjalankan ibadah di hari yang mulia ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Bulan Rajab: Pintu Menuju Ramadhan

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Hari ini kita berada di bulan yang istimewa, yaitu bulan Rajab. Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram (mulia) dalam Islam, bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Keistimewaan ini disebutkan langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an:

﴿ اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦ ﴾ ( التوبة/9: 36)

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu." (QS. At-Tawbah: 36)

Bulan Rajab juga sering disebut sebagai bulannya Allah (syahrullah), di mana ia menjadi pintu gerbang menuju bulan Sya'ban, lalu disambut dengan bulan Ramadhan. Oleh karena itu, bulan ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Kita bisa mulai dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat sunnah, puasa, dan membaca Al-Qur'an, sebagai pemanasan spiritual sebelum memasuki bulan penuh berkah.

Isra' Mi'raj: Pelajaran Penting untuk Umat

Salah satu peristiwa besar yang terjadi di bulan Rajab adalah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Perjalanan luar biasa ini bukan sekadar kisah, melainkan mengandung banyak pelajaran berharga, terutama tentang pentingnya shalat. Di malam Isra' Mi'raj, Allah SWT memerintahkan shalat lima waktu secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa perantara malaikat Jibril. Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan shalat.

Hadirin,

Shalat adalah tiang agama. Jika shalat kita tegak, insyaallah amalan lain akan ikut baik. Namun, jika shalat kita lalai, maka amalan lain pun akan sulit untuk diterima.

Rasulullah SAW bersabda:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))

"Amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalannya. Dan jika shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalannya." (HR. An-Nasa'i)

Pelajaran penting lainnya dari Isra' Mi'raj adalah tentang keimanan dan keyakinan. Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan perjalanannya, banyak orang yang tidak percaya, bahkan mengejek. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan teguh meyakini kebenaran cerita tersebut. Ketika ditanya mengapa ia begitu yakin, ia menjawab, "Jika ia (Rasulullah) mengatakan ia pergi ke langit, aku akan membenarkannya." Sikap ini menunjukkan kekuatan iman dan kesetiaan yang luar biasa kepada Rasulullah.

Nasihat Sahabat: Jadikan Rajab Awal Perbaikan Diri

Hadirin yang berbahagia,

Bulan Rajab ini adalah kesempatan emas untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Mari kita dengarkan nasihat dari salah satu sahabat, Umar bin Khattab RA:


حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ

"Hisablah (evaluasi) diri kalian sebelum kalian dihisab. Dan timbanglah amalan kalian sebelum amalan kalian ditimbang."

Nasihat ini sangat relevan untuk kita saat ini. Jangan tunda-tunda perbaikan diri. Manfaatkan bulan Rajab ini sebagai momentum untuk:

1. Memperbaiki shalat. Tunaikan shalat di awal waktu, sempurnakan wudhu, dan khusyuk saat mengerjakannya.

2. Meningkatkan amalan sunnah. Puasa sunnah, shalat malam, dan sedekah, bisa kita mulai rutin di bulan ini.

3. Memperbanyak istighfar. Rajab adalah bulannya Allah, mari kita kembali kepada-Nya dengan memohon ampunan atas segala dosa.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Bulan Rajab adalah waktu yang tepat untuk menguatkan hubungan kita dengan Allah dan sesama. Jadikan setiap ibadah yang kita lakukan sebagai jembatan untuk semakin dekat dengan-Nya. Dan jadikan setiap interaksi dengan orang lain sebagai kesempatan untuk berbuat kebaikan.

Satu lagi nasihat hikmah dari sahabat Ali bin Abi Thalib RA:

"Janganlah engkau menunggu datangnya musibah untuk meminta ampunan, karena taubat yang terbaik adalah taubat yang dilakukan saat kau masih sehat dan kuat."

Nasihat ini mengingatkan kita untuk tidak menunda-nunda taubat. Taubat itu bukan hanya tentang lisan, tetapi juga tentang perbuatan dan niat yang kuat untuk tidak mengulangi kesalahan.

Mari kita manfaatkan sisa waktu di bulan Rajab ini untuk:

·         Membaca Al-Qur'an, meskipun hanya satu lembar setiap hari.

·         Menjaga lisan dari perkataan buruk.

·         Memperbanyak sedekah, meski hanya dengan senyuman.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita, menguatkan iman kita, dan menerima segala amal ibadah kita. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan sehat wal 'afiat. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Semoga dengan persiapan di bulan Rajab ini, kita dapat menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang suci dan siap untuk beribadah dengan maksimal.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

 

Bertaubat Sebelum Terlambat?

 

Mengapa Kita Harus Segera Bertaubat Sebelum Terlambat?


Taubat adalah kewajiban setiap muslim. Namun, tak jarang kita menunda-nunda untuk bertaubat dengan berbagai alasan. Padahal, menunda taubat sangatlah berbahaya karena kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput.

Bagaimana jika tiba-tiba malaikat maut datang sementara kita belum sempat bertaubat? Sungguh, alangkah ruginya jika kita harus menghadap Allah dalam keadaan bergelimang dosa.

Tulisan ini membahas tentang pentingnya menyegerakan taubat, bahaya menunda-nunda taubat, syarat dan cara bertaubat yang benar, serta tips menjaga konsistensi setelah bertaubat.

Berikut uraiannya:

Apa pentingnya menyegerakan bertaubat?

Taubat adalah pintu yang selalu terbuka bagi setiap hamba yang ingin kembali ke jalan Allah. Rasulullah bersabda:

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي

Artinya, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675)

Hadits ini menunjukkan betapa Allah sangat rindu pada taubat hamba-Nya. Maka, segerakanlah bertaubat sebelum pintu taubat tertutup ketika ajal tiba.

Mengapa kita sering menunda-nunda untuk bertaubat?

Salah satu tipu daya setan adalah membisikkan agar kita menunda-nunda taubat. Ia membuat kita merasa masih muda, masih punya banyak waktu, sehingga taubat bisa dilakukan nanti-nanti. Padahal Allah berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Apa akibatnya jika kita terus menunda taubat hingga ajal menjemput?

Ajal bisa datang kapan saja tanpa bisa kita duga. Jika kematian tiba-tiba datang sementara kita belum bertaubat, maka celakalah kita. Allah berfirman:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”.” (QS. An-Nisa: 18)

Maka jangan menunggu sampai sakaratul maut baru menyesal dan ingin bertaubat. Bisa jadi taubat kita sudah tidak diterima lagi ketika itu.

Apa saja syarat-syarat taubat yang diterima Allah?

Taubat yang diterima Allah harus memenuhi syarat-syarat berikut:

1.     Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan

2.    Meninggalkan dan berhenti total dari perbuatan dosa tersebut

3.    Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi

4.   Mengembalikan hak orang lain jika dosanya terkait dengan sesama manusia

Rasulullah bersabda:

النَّدَمُ تَوْبَةٌ

“Penyesalan adalah taubat.” (HR. Ibnu Majah no. 4252, dishahihkan Al-Albani)

Bagaimana cara bertaubat yang benar menurut Islam?

Cara bertaubat yang diajarkan dalam Islam adalah:

1.     Berhenti seketika dari perbuatan dosa

2.    Menyesali dengan sepenuh hati atas dosa yang dilakukan

3.    Beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah

4.   Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut

5.    Banyak melakukan amal saleh dan kebajikan

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 110)

Kapan waktu yang paling tepat untuk bertaubat?

Waktu terbaik untuk bertaubat adalah sekarang, sebelum terlambat. Jangan menunda-nunda karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا، هَلْ تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا، أَوْ غِنًى مُطْغِيًا، أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا، أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا، أَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا، أَوِ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، أَوِ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ

“Bersegeralah kalian beramal sebelum datang tujuh perkara: apakah kalian menunggu kefakiran yang melupakan, kekayaan yang menyebabkan sewenang-wenang, sakit yang merusak, tua renta yang menghilangkan akal sehat, mati mendadak, atau kedatangan Dajjal yang merupakan seburuk-buruk yang dinanti kedatangannya, atau hari Kiamat yang lebih dahsyat lagi dan lebih pahit siksaannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2306, ia berkata: “Hadits hasan”, dishahihkan Al-Albani)

Apa yang dimaksud dengan taubatan nasuha dalam Al-Qur’an?

Allah menyebut istilah taubatan nasuha (taubat yang tulus) dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS. At-Tahrim: 8)

Taubatan nasuha adalah taubat yang memenuhi syarat-syarat taubat yang benar, disertai kesungguhan hati untuk merubah diri, dan bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut selamanya.

Apa hikmah dan manfaat bertaubat bagi kehidupan kita?

Taubat memiliki banyak hikmah dan manfaat, di antaranya:

1.     Menghapus dosa-dosa yang telah kita lakukan

2.    Membersihkan jiwa dan hati kita dari noda kemaksiatan

3.    Menenangkan dan memberi kelapangan dalam dada

4.   Mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat cinta-Nya

5.    Meraih keberuntungan, kebahagiaan, dan kemenangan di dunia dan akhirat

Rasulullah bersabda:

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ

“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa.” (HR. Ibnu Majah no. 4250, dishahihkan Al-Albani)

Bagaimana bertaubat dapat memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia?

Dosa dapat merusak hubungan kita dengan Allah, juga dengan sesama manusia jika dosanya terkait dengan orang lain. Taubat akan memperbaiki hubungan tersebut.

Dengan bertaubat, kita kembali mendekat pada Allah, meraih kembali cinta dan ridha-Nya yang sempat hilang karena dosa. Taubat juga mengharuskan kita meminta maaf dan mengembalikan hak orang lain yang pernah kita rampas atau kita dzalimi.

Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Bagaimana cara menjaga konsistensi setelah bertaubat agar tidak mengulangi dosa?

Agar taubat kita benar-benar tulus dan konsisten, ada beberapa tips yang bisa dilakukan:

1.     Perbanyak dzikir, wirid, dan ibadah sunnah untuk menguatkan hati

2.    Perbanyak membaca Al-Qur’an dan mendalami maknanya

3.    Bergaul dengan orang-orang shalih yang bisa mengingatkan dan menasihati kita

4.   Hindari tempat, pemicu, dan orang-orang yang berpotensi membuat kita terjatuh dalam dosa lagi

5.    Berdoa dengan penuh kesungguhan dan memohon perlindungan kepada Allah

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135)

Apa saja amalan-amalan yang dapat menghapus dosa setelah bertaubat?

Selain istighfar dan taubat, ada beberapa amalan yang bisa menghapus dosa kita:

1.     Shalat 5 waktu berjamaah

2.    Shalat sunnah rawatib

3.    Berpuasa

4.   Banyak bersedekah

5.    Haji dan umrah

6.    Membaca istighfar di akhir majelis

7.    Sabar menghadapi musibah

Nabi bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ

“Tidaklah seorang muslim berbuat suatu dosa lalu ia bersuci dengan baik kemudian shalat dua rakaat dan beristighfar, melainkan Allah pasti akan mengampuni dosanya.” (HR. Abu Daud no. 1521, At-Tirmidzi no. 406. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Apakah taubat kita masih diterima jika dilakukan berulang kali untuk dosa yang sama?

Ya, taubat masih diterima jika dilakukan berulang kali selama memenuhi syarat-syarat taubat yang benar. Allah Maha Pengampun dan kasih sayang-Nya luas sekali.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Meski demikian, kita tidak boleh meremehkan dosa atau mengulanginya dengan sengaja. Karena itu adalah bentuk nyata ketidaktulusan dan kelemahan tekad.

Bagaimana bertaubat dari dosa-dosa besar seperti syirik, zina, dan membunuh?

Semua dosa baik kecil maupun besar pasti diampuni jika bertaubat dengan tulus kecuali syirik. Untuk dosa besar dan dosa yang berkaitan dengan hak manusia, ada tambahan syarat taubat yang harus dipenuhi:

1.     Syirik – Harus benar-benar meninggalkan semua bentuk kesyirikan, menyesalinya, dan menggantinya dengan tauhid dan keikhlasan pada Allah

2.    Zina – Meminta halal kepada pasangan yang dizinai jika statusnya menikah, menyesali perbuatan, dan bertekad meninggalkannya selamanya

3.    Membunuh – Meminta maaf dan membayar diyat (tebusan) kepada keluarga korban, menyerahkan diri kepada yang berwajib untuk dihukum, menyesali dan bertekad tidak mengulangi

Allah berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا

“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS. Az-Zumar: 53)

Bagaimana taubat dapat menghindarkan kita dari siksa neraka?

Taubat yang benar dan tulus dapat menghapus dosa-dosa yang menjadi sebab masuk neraka. Setiap dosa yang kita lakukan sebenarnya kita sedang mengumpulkan tiket ke neraka. Semakin banyak dosa semakin besar peluang masuk neraka. Maka taubat ibarat membakar semua tiket neraka tersebut.

Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Nabi menjanjikan dalam sebuah hadits:

مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim no. 2703)

Bagaimana kita bisa mengetahui apakah taubat kita sudah diterima oleh Allah?

Secara pasti hanya Allah yang tahu apakah Dia mengampuni dosa dan menerima taubat kita atau tidak. Namun ada beberapa tanda yang insya Allah menunjukkan taubat kita telah diterima:

1.     Kita merasa semakin dekat dengan Allah, lebih khusyuk dalam ibadah dan banyak menangis karena takut pada-Nya

2.    Hati semakin tenteram, tidak lagi gelisah dan cemas karena rasa berdosa

3.    Perbuatan dosa yang kita tinggalkan diganti dengan amalan baik dan ketaatan

4.   Kenikmatan maksiat berubah menjadi kenikmatan taat

5.    Mendapat hidayah untuk lebih banyak berbuat kebaikan

Allah berfirman:

وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُم مِّنَ اللَّهِ فَضْلًا كَبِيرًا

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.” (QS. Al-Ahzab: 47)

Apa saja langkah-langkah praktis yang bisa kita lakukan untuk menyegerakan taubat dalam kehidupan sehari-hari?

Berikut beberapa langkah mudah yang bisa kita lakukan sehari-hari untuk segera bertaubat:

1.     Mulailah hari dengan bertaubat. Luangkan waktu setelah shalat Subuh untuk muhasabah dan memohon ampun kepada Allah

2.    Saat melakukan dosa, segeralah ingat Allah dan beristighfar. Hentikan perbuatan tersebut dan bertekadlah untuk tidak mengulangi

3.    Akhiri hari sebelum tidur dengan bertaubat dan beristighfar, sehingga kita tidur dalam keadaan suci

4.   Saat shalat, perbanyaklah doa memohon ampunan dan perlindungan dari dosa

5.    Setiap kali selesai shalat, bacalah istighfar sebanyak 3 kali

6.    Jika terlanjur melakukan dosa besar, segeralah mandi taubat dan perbanyak shalat taubat serta bersedekah

Nabi mengajarkan doa:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR. Bukhari no. 6306)

Kesimpulan

Taubat adalah satu hal yang sangat penting dan harus disegerakan. Jangan menunda taubat sampai kita tua atau sakit, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput.

Taubat harus memenuhi syarat-syaratnya agar diterima Allah. Iringilah taubat dengan perbaikan diri, meningkatkan amal saleh, dan meninggalkan dosa secara total.

Taubat membersihkan jiwa dari noda dosa, menenteramkan hati, menjauhkan kita dari api neraka, dan mendekatkan diri pada surga. Taubat berulang kali pun masih akan diterima selama kita bersungguh-sungguh dalam bertaubat.

Penutup

Demikianlah pembahasan tentang pentingnya menyegerakan taubat sebelum terlambat. Semoga Allah selalu memberi hidayah pada kita untuk senantiasa kembali pada jalan-Nya, menjauhkan diri dari segala dosa, dan rajin bertaubat.

Mari kita isi hari-hari dengan taubat, istighfar, penyesalan, dan komitmen untuk tidak mengulangi dosa dan kemaksiatan. Hanya dengan taubat yang tulus dan sungguh-sungguhlah kita dapat meraih maghfirah dan ridha Allah, serta terselamatkan dari siksa api neraka.

Semoga Allah menerima taubat kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mengakhiri hidup kita dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Yuk Bertaubat Sekarang Juga!

Sahabat, jangan menunda-nunda lagi untuk bertaubat. Mulailah detik ini juga kita evaluasi diri, apa saja dosa dan kemaksiatan yang telah kita lakukan. Mohonlah ampun pada Allah dengan penuh penyesalan, dan bertekadlah kuat untuk tidak mengulanginya lagi.

Bersegeralah kembali menuju jalan yang diridhoi-Nya. Karena sejatinya Allah sangat senang dengan taubat hamba-Nya dan sangat ingin kita kembali kepada-Nya dalam keadaan suci bersih dari noda dosa.

Mari kita sambut panggilan taubat ini dan menjadikannya titik balik untuk perubahan diri kita menuju pribadi yang lebih bertakwa, lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta lebih semangat dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Jangan pernah menyerah untuk terus berusaha mendekatkan diri pada Allah meskipun besok kita mungkin terpeleset dalam dosa lagi. Teruslah meminta ampunan-Nya, karena Dia Maha Pengampun dan tidak pernah bosan mengampuni hamba-Nya.

Semoga Allah memudahkan jalan taubat kita, menerima penyesalan kita, dan menjadikan kita hamba-Nya yang senantiasa kembali kepada-Nya hingga akhir hayat nanti.

اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Ya Allah, terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.