Diantara
kesunnahan shalat yang terkadang diabaikan banyak orang adalah saktah
yaitu diam sejenak (beberapa detik seukuran bacaan subhanallah). Selain
berfungsi sebagai ruang jeda, juga menjadikan shalat lebih khusyu’ dan
tidak terkesan buru-buru.
Demikian yang dilakukan Rasulullah saw dalam shalatnya sebagaimana termaktub dalam Sunan Abi Dawud:
عن سمرة بن جندب عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يسكت سكتتين إذا استفتح واذا فرغ من القراءة كلها فذكر معنى (حديث) يونس
Bahwasannya Rasulullah saw berhenti sejenak (saktah) ketika shalat
dalam dua tempat. Pertama ketika usai baca do’a iftitah dan ketika
selesai membaca surat (al-Qur’an).
Dalam kitab Safinatun Naja, Sayyid Abdullah bin Umar bin Yahya al-Hadramy menerangkan bahwa ada enam tempat di dalam shalat yang disunnahkan untuk berhenti sejenak. Pertama, ketika usai takbiratul Ihram dan hendak membaca doa iftitah. Kedua, diantara bacaan doa Iftitah dan bacaan Ta’awwudz. Ketiga, saktah (berhenti sejenak) diantara bacaan Ta’awwudz dan Basmallah. Empat, saktah (berhenti sejenak) diiantara akhir bacaan surat al-Fatihah dan bacaan Aamiin, Lima, saktah (berhenti sejenak) diantara bacaan Aamiin dan bacaan surat dari alQuran bila ia membacanya. Enam, saktah (berhenti sejenak) diantara akhir bacaan surat dari alQuran dan takbir hendak ruku’.
(فصل) سكتات الصلاة
ستة: بين تكبيرة الإحرام ودعاء الإفتتاح وبين دعاء الإفتتاح والتعوذ وبين
التعوذ والبسملة وبين أخر الفاتحة وأمين وبين أمين والسورة وبين السورة
والركوع
Khusus bagi imam disunnahkan untuk saktah sebelum membaca surat
al-Qur’an (setelah membaca fatihah) guna memberikan waktu kepada makmum
membaca surat al-Fatihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar